-->

Mantan GAM Deli : Jangan Nikmati Buah Perdamaian Dengan Mengorbankan Rakyat Aceh

09 Agustus, 2016, 16.59 WIB Last Updated 2016-08-09T13:12:38Z
MEDAN – Tahapan Pilkada Aceh 2017 sudah berjalan dengan ditandai pendaftaran calon perseorangan. Tentu ini menjadi kabar gembira bagi seluruh rakyat Aceh, karena sudah muncul para calon kandidat yang bertekad untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik untuk Aceh. Baik dari segi pembangunan, kemakmuran serta penegakkan syariat Islam secara kaffah di negeri berjuluk Serambi Mekkah.

Namun tekad itu, seyogyanya jangan sekedar janji dan pemanis kata menjelang pemilihan kepala daerah saja. Ibarat musim buah “Banyak kampret” cuma datang untuk menikmati buah perdamaian saja.

“Sepuluh tahun 10 perdamaian Aceh, jangan hanya menjadi simbol saja. Jangan nikmat buah perdamaian Aceh hanya dinikmati segelintir orang dan saling berebut kekuasaan dengan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Padahal rakyat saat ini semakin miskin, semakin melarat, demikian juga nasib para mantan kombatan tidak lebih baik,” demikian dikatakan salah seorang mantan kombatan GAM Wilayah Deli (D-05), kepada LintasAtjeh.com, Selasa (9/8/2016).



Pria berkacamata yang akrab disapa Heri Payung ini merasa geram, karena sikap para mantan petinggi GAM yang tidak memiliki kepedulian terhadap pelaku sejarah dalam membantu perjuangan GAM ketika konflik melanda di Aceh.

“Coba tengok nasib para mantan anggota GAM Deli, mereka nasibnya tak tentu. Kerja serabutan, tak pernah dipedulikan. Apa begitu cara menghargai para mantan pejuang GAM?” ujar Heri Payung kesal.

Lanjut dia, bukan hanya nasib kami yang tidak tentu. Rekan-rekan mantan GAM Deli yang sudah kembali ke beberapa daerah di Aceh juga tidak ada kepedulian dari para pejabat daerah dari Mantan GAM yang sudah menjadi bupati/walikota dan anggota dewan. Atas nama mantan GAM Deli, kami sudah habis kesabaran atas ketidakpedulian para pimpinan dan mantan petinggi GAM.

Sejumlah kekecewaan juga dirasakan para janda-janda korban konflik, anak-anak yatim dan kaum dhuafa. Mereka masih diperlakukan tidak adil dan dianaktirikan.

“Kita minta, para mantan petinggi GAM yang akan maju untuk pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota di Aceh, untuk membuka mata dan melihat penderitaan rakyat, membuka telinga untuk mendengar keluh kesah mereka kemudian berbuat untuk memberikan keadilan yang dulu diperjuangkan GAM menuntut Indonesia,” bebernya.  

Kata dia, bagi kandidat yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon Gubernur Aceh, diantara nama itu banyak dari mantan petinggi GAM. Seperti Muzakir Manaf, Irwandi Yusuf, Zakaria Saman dan dr. Zaini Abdullah untuk memahami betul permasalahan Aceh. Jangan hanya bisa mengumbar janji setinggi langit namun berbeda dengan yang terjadi di lapangan.

“Kita harap dalam pilkada ini, para kandidat bisa berkompetisi secara sehat. Jangan ada intimidasi, kekerasan terhadap hak bebas pemilih, jangan paksa masyarakat, biarkan masyarakat untuk memilih sesuai pilihannya agar tidak menyesal 5 tahun mendatang. Kita minta aparat keamanan juga bisa mengawal proses pilkada ini agar berlangsung demokratis, jujur dan aman,” pinta Heri Payung.

“Ingat, jangan korbankan rakyat untuk meraih kekuasaan. Dan ketika terpilih nanti jadilah pemimpin yang amanah, bisa menjadi pemimpin milik seluruh rakyat Aceh dan bisa merangkul seluruh anak bangsa Aceh guna membangun Aceh,” tutup Heri Payung.[Ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini