ACEH
UTARA - Komite Mahasiswa dan Pelajar Kutamakmur (KOMPAK)
mempertanyakan kriteria penilaian terkait penetapan Kecamatan Kutamakmur
sebagai kecamatan terburuk di antara 26 Kecamatan lainnya dalam Kabupaten Aceh
Utara dalam hal kebersihan, kenyamanan dan tertib adminitrasi, yang diumumkan
di balai Panglateh, Lhoksukon, Rabu (17/08/2016) lalu.
“Kriteria apa saja yang dinilai
dan berapa hari yang dinilai? Apa dasarnya sehingga tim penilai dari Pemkab
Aceh Utara memutuskan Kecamatan Kutamakmur sebagai yang terburuk dan Kecamatan
Cot Girek sebagai Kecamatan yang terbaik”, ungkap Ketua Umum KOMPAK, Munawir
kepada LintasAtejeh.com, Sabtu (20/08/2016).
Kata Munawir, apakah tim
penilai dari Pemkab Aceh Utara hanya menilai pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Republik Indonesia yaitu pada 17 Agustus 2016 ataupun telah ada survey-survey
sebelumnya?
“Kami menerima apapun
keputusan itu, tapi pemkab juga harus menjelaskan kepada publik tentang
kriteria dan tata cara penilaian serta mempublikasikan list from penilaian tersebut.
Jangan hanya sekedar memutuskan begitu saja tanpa ada pertimbangan yang jelas,”
kata Munawir sembari menanyakan kembali tim penilaian tersebut terdiri dari
siapa saja dan apa latar belakangnya?.
KOMPAK mengharapkan kepada
Pemkab Aceh Utara untuk mencabut pernyataan tersebut seperti yang diberitakan
oleh salah satu media online belakangan ini. “Seharusnya, dalam melakukan
penilaian, pemkab harus melibatkan perwakialn dari 27 Kecamatan yang ada
sebagai pengamat, jangan sekedar memutuskan begitu saja”, tegas Munawir.
KOMPAK juga berharap dalam
melakukan penilaian seperti itu agar terlepas dari kepentingan–kepentingan
pribadi maupun kelompok–kelompok tertentu. “Ini sama sekali tidak fair. Kami
tidak memvonis bahwa pemkab salah, tapi dalam hal ini pemkab telah keliru”,
tambah Munawir.
Pihaknya sangat berharap,
jikapun Kutamakmur berada di urutan terbawah daari 27 kecamatan lainnya.
Seharusnya pemkab membuat pernyataan lain dengan bahasa yang tidak begitu memojokkan,
jangan langsung mengatakan terburuk. Ini Penghinaan,” pungkas Munawir.[Rls]