ZAMBOANGA -
Perang sengit antara kelompok Abu Sayyaf dengan tentara militer Filipina pecah
pada hari Senin sore di wilayah Patikul, Provinsi Sulu, Filipina selatan.
Sebanyak 15 tentara Filipina tewas dalam pertempuran tersebut.
Ini merupakan kerugian
terbesar yang dialami militer Filipina di era pemerintah Presiden Rodrigo
Duterte dalam perang melawan Abu Sayyaf. Perang diluncurkan setelah Presiden
Duterte memerintahkan militernya untuk menghancurkan Abu Sayyaf karena tak
tahan dengan kebrutalan kelompok itu.
Para pejabat militer,
seperti dikutip AP, Selasa (30/8/2016), mengatakan lima tentara Filipina
lainnya terluka dalam baku tembak hampir dua jam. Dalam perang sengit itu, dua
militan Abu Sayyaf tewas.
Sebelumnya, juru bicara
Komando Mindanao Barat Militer Filipina, Mayor Filemon Tan Jr., mengatakan ada
12 tentara Filipina yang tewas dalam pertempuran melawan Abu Sayyaf di Patikul.
Para tentara Filipina yang
tewas, kata Tan, adalah anggota Batalyon Infanteri 35. Mereka baku tembak
dengan sekitar 70 militan Abu Sayyaf.
Puluhan militan Abu Sayyaf
yang terlibat perang itu di bawah pimpinan Radulan Sahiron. Kelompok yang
terlibat penculikan warga asing itu terus diperangi militer Filipina sejak
mereka mulai nekat menjalankan eksekusi terhadap sandera yang tidak ditebus.
Beberapa warga Indonesia
juga diculik kelompok bersenjata di Filipina selatan. Namun, belum jelas apakah
penyandera sejumlah warga Indonesia itu kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin
Radulan Sahiron atau bukan.[Sindonews]