
“Minat membaca siswa kita,
bukan hanya di Bener Meriah bahkan di Indonesia sangatlah rendah jika
dibandingkan dengan luar negeri. Namun demikian kita akan terus mencoba untuk
membangkitkan minat tersebut, seperti menetapkan jam budaya baca di sekolah,
mendekatkan buku pada siswa dan melatih Buku Bacaan Berjenjang yang dihibahkan
oleh USAID untuk siswa kelas awal,” harap Darwin MH, SE.
Kadisdik juga mengajak
terus bekerja keras dan memberikan motivasi kepada siswa untuk membiasakan
membaca. “Kita harus terus bekerja keras dan memberikan motivasi kepada siswa
agar mereka terbiasa membaca dan mencintai buku. Siswa harus diberi motivasi
agar lebih bergairah untuk membaca. Dulu, sebelum membaca para guru bercerita
dalam Bahasa Gayo Berkekeberen mulurom kekanaka, cerita Malem Diwa atau cerita lainnya. Nah
setelah ada minat siswa maka selanjutnya dilakukan kegiatan membaca,” jelas
Darwin.
Darwin juga setuju dengan
metode Buku Bacaan Berjenjnag dengan menggunakan cerita-cerita pendek, tulisan
berhuruf besar dan bergambar yang membuat siswa tertarik untuk mulai belajar
membaca dan memahami bacaan.
“Guru harus ikhlas bekerja
dan terus bersemangat dalam melaksanakan tugas terutama dalam menumbuhkan
budaya baca karena pekerjaan guru akan menuai hasil dua, tiga atau bahkan
puluhan tahun mendatang saat siswa dewasa,” ajaknya.
Kegiatan yang akan
berlangsung selama tiga hari tersebut
para peserta mendalami materi Pelatihan B3 tentang membaca bersama,
membaca terbimbing dan membaca mandiri serta tehnik penggunaan intrumen
pendukung lainnya, kemudian dilanjutkan praktek langsung di beberapa sekolah
dengan didampingi oleh Fasda.
“Semoga pelatihan ini
dapat membawa perubahan pada budaya baca di kelas awal,” harap Imran Ali,
Program Asisten B3 USAID Prioritas Kabupaten Bener Meriah.[Rls]