
"Tidak cocok disitu,
karena lahan persawahan yang diairi irigasi itu hanya sedikit," kata Veri
Janheri, kepada LintasAtjeh.com, Kamis, (25/08/2016).
"Seharusnya ditarok
di atas dikit lagi, itu akan banyak lahan persawahan yang dialiri
irigasi," tambah pria yang baru menjabat sebagai kepala desa itu.
Lelaki satu orang anak ini
menyebutkan, hal itu terjadi karena pihak dinas terkait kurang melibatkan
masyarakat dalam perencanaan peletakan lokasi proyek.
"Mereka koordinasi
dengan saya sewaktu peninjauan lokasi. Namun saat mulai bekerja, dan penentuan
lokasi proyek, saya sama sekali tidak diberitahu," ujar Veri.
Menurutnya, pembangunan
proyek tersebut terkesan menghambur-hamburkan anggaran. "Dengan kualitas
yang asal-asalan, dan manfaatnya tidak sesuai dengan anggaran, seperti
menghamburkan uang negara aja," imbuh pria tiga puluh tahunan itu.
Disisi lain, mengingat
letak PT. Gala Fila Mandiri (GFM) tak jauh dari lokasi proyek irigasi atau
hanya berjarak 0,5 km dibawah. Veri menegaskan hal itu akan sangat mempengaruhi
daya tahan irigasi. Diprediksi akan terjadi degradasi dasar sungai akibat dari
aktifitas pengerukan yang dilakukan oleh PT. Gala Fila Mandiri.
"Di bawah ada GFM,
jangankan tanggul irigasi itu, tanggul yang besar dan tebal aja bisa
ambruk," tutupnya.[MSR]