-->

Ini Kata Rektor UUI Terkait Peringkat Publikasi Jurnal Internasional

27 Agustus, 2016, 12.42 WIB Last Updated 2016-08-27T05:44:26Z
BANDA ACEH – Teka-teki kebenaran sedikit terkuak ke publik terkait klaim tentang peringkat dalam publikasi jurnal Internasional yang berindex Scoupus dan Universitas Ubudiyah Indonesia berhasil menduduki peringkat nomor dua terbaik di Propinsi Aceh setelah Universitas Syiah Kuala.

Berdasarkan informasi yang diterima beberapa waktu lalu dari sumber terpercaya mengungkapkan bahwa bukti dari badan yang dijadikan acuan UUI untuk pemeringkatan, yakni Scopus, bahwa Universitas Malikussaleh adalah peringkat 2 Aceh dengan 52 publikasi, jauh diatas UUI yang memilik 21 publikasi.

“Kami bahkan mempunyai data bahwa UUI hanya mendaftarkan nama kampusnya saja dalam melakukan publikasi, sementara penelitian international tersebut dikerjakan oleh orang lain, yakni dosen dari Universiti Malaysia Perlis (UniMAP),” tandas sumber kepada redaksi LintasAtjeh.com.

Namun, setelah berita bantahan muncul, LintasAtjeh.com juga menerima informasi dari Prof. Marniati selaku Rektor UUI mengatakan berdasarkan data yang dikirimkan dari website resmi Scoupus kepada media bahwa UUI berada di rangking ke 2 setelah Unsyiah untuk wilayah Banda Aceh. Kemudian berada di posisi 3 untuk wilayah Provisi Aceh, sedangkan Unimal berada di posisi kedua.

“Dan prestasi itu merupakan satu kebanggaan bagi Universitas Ubudiyah Indonesia dimana UUI adalah sebuah universitas swasta yang baru berusia 2 tahun. Setiap prestasi hasil kerja keras semua pengurus  harus diberi sebuah apresiasi dari pimpinan,” kata Prof. Marniati.

Jika ada kesalahan, kata dia, hanya pengetikan media internal yang menyebutkan Aceh seharusnya nomor 2 Banda Aceh setelah Universitas Syiah Kuala.

“Mengenai hubungan kerjasama UUI dengan UniMAP Malaysia dan Universitas Lasi Rumania telah mengangkat visiting profesor sebagai profesor tamu di UUI dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu kewajiban visiting profesor selain pengajaran dan penelitian adalah publikasi internasional berafiliasi dengan Universitas Ubudiyah Indonesia,” tegasnya.

Hal ini merupakan sebuah keunggulan dan prestasi UUI dari universitas lainnya, dan ini sangat dianjurkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Selain itu, publikasi Dosen Universias Ubudiyah Indonesia juga memiliki banyak publikasi berindexing Scoupus.
“Jika ada yang memberi informasi ke media yang tidak berani menyebutkan indentitas, saya rasa hanya orang-orang yang tidak senang akan kemajuan pendidikan di Aceh,” tandas Rektor UUI, Prof. Marniati.

Menanggapi penjelasan Rektor UUI, sumber redaksi LintasAtjeh.com, Sabtu (27/8/2016), kembali menjelaskan bahwa dalam image yang dipublikasikan adalah dengan memakai kata kunci Aceh. Sehingga akan masuk data Banda Aceh dan Aceh Utara. Sementara gambar yang dimasukkan oleh UUI memakai kata kunci Banda Aceh.

“Seperti kita tahu, Banda Aceh lebih kecil scoopnya (cakupannya) dibandingkan Aceh. Jadi kesimpulannya, gambar yang kami publikasikan lebih mencakup semua (Provinsi Aceh) dibandingkan gambar dari Prof. Marniati (Banda Aceh),” ungkapnya.

Lanjut dia, selain itu bisa dilihat dari data jumlah publikasi. UUI mengatakan punya 21. Gambar kami, UUI juga punya 21 dan Unimal punya 52. Jadi Unimal punya peringkat lebih baik dari UUI.

“Jadi kesimpulannya, secara matematik Unimal lebih baik peringkatnya daripada UUI. Bila boleh, mungkin Prof. Marniati untuk membuka data seluruh Perguruan Tinggi di Aceh seperti yang kami berikan. Agar lebih transparan dan otentik buktinya,” demikian pungkasnya.[Red/DW]
Komentar

Tampilkan

Terkini