IST |
ACEH TIMUR - Terkait meroketnya harga gas elpiji tabung 3 kilogram kemarin menjadi
perbincangan di setiap warung kopi yang berada di salah satu desa yang berada
di Kecamatan Idi Rayeuk. Harga gas di kecamatan tersebut mencapai 30 hingga 33
ribu per tabung yang membuat masyarakat menjerit.
Salah satu penjual mie ayam, Yakop kepada LintasAtjeh.com, Rabu (31/8/2016), mengaku
resah dengan melonjaknya harga gas di daerahnya. Sebab dirinya melihat tidak
ada kenaikan harga resmi dari pemerintah, hal ini pun diduga ada ketidakberesan
di setiap pangkalan elpiji.
“Bagaimana di bilang beres, karena di setiap pangkalan tidak menerima
pembeli eceran, makanya pangkalan elpiji tolak semua tabung ke kios-kios dengan
harga 18 ribu rupiah. Setelah itu masyarakat yang hendak beli ke pangkalan,
malah kosong, sehingga warga lari ke kios-kios terdekat dengan harga mencapai
28 hingga 30 ribu per tabungnya,” kata Yakop kesal.
Akibat dari mahalnya harga ini, dirinya terpaksa menaikkan harga mie
ayamnya, sehingga mengakibatkan berkurangnya omzet yang di dapatinya.
“Akibatnya naiknya harga gas ini saya terpaksa menaikkan harga mie ayam
saya, yang dulunya per porsi 8 ribu, kini saya naikkan menjadi 10 ribu. Hal itu
membuat omzet saya menurun,” kata penjual mie ayam ini.
Terkait hal itu, dirinya serta warga lain meminta agar pemerintah segera
bertindak, agar masyarakaat tidak resah. Selain itu, masyarakat juga meminta
kepada pihak kepolisian untuk menyelidiki kenaikan harga elpiji ini karena
pemerintah secara resmi belum menaikkan harga gas tabung 3 kilogram.[Red/Iz]