JAKARTA –
Yayasan Hari Puisi Indonesia bekerjasama dengan Indopos kembali menggelar
sayembara buku puisi untuk meraih Anugerah Hari Puisi Indonesia 2016 dengan
total hadiah Rp 100 juta. Acara itu bagian dari Perayaan Hari Puisi Indonesia
2016 yang jatuh pada 26 Juli lalu dan puncaknya digelar di Taman Ismail Marzuki
(TIM) Jakarta, pada 11-12 Oktober 2016.
“Lomba terbuka untuk umum
dan temanya bebas,” kata Ketua Panitia Hari Puisi Indonesia, Asrizal Nur, di
Jakarta, Selasa (9/6/2016).
Arizal mengatakan selain
sayembara buku puisi, puncak Hari Puisi Indonesia akan diisi dengan pidato
kebudayaan oleh sastrawan Ajip Rosidi, baca puisi oleh para maesto penyair
Indonesia, baca puisi oleh para tokoh dalam dan luar negeri dan panggung
apriesiasi.
“Panggung apresiasi untuk
memberi ruang kepada anak-anak muda pegiat dan pecinta sastra untuk
mengekspresikan karya dan kreativitasnya,” ujar Asrizal.
Hari Puisi Indonesia
dideklarasikan di Pekanbaru, Riau, pada 22 November 2012. Deklarasi itu
dihadiri oleh sekitar 40 penyair yang mewakili berbagai provinsi di Indonesia.
Selanjutnya, tiap daerah memperingati sendiri-sendiri hari puisi tiap 26 Juli.
“Adapun puncak Hari Puisi
Indonesia diadakan di Jakarta,” tutur Asrizal lagi.
Khusus untuk anugerah buku
puisi, peserta diharuskan mengirimkan buku kumpulan puisi terbaru yang terbit
pada 25 September 2015 hingga 25 September 2016. Buku itu harus memiliki ISBN dan melampirkan
tanda bukti terdaftar ISBN. Syarat lain, buku yang dilombakan belum pernah
memperoleh penghargaan dari mana pun.
“Peserta boleh mengirim
lebih dari satu judul buku kumpulan puisi dan masing-masing judul sebanyak lima
eksemplar,” kata Sekretaris Panitia Hari
Puisi Indonesia, Mustafa Ismail.
Buku puisi itu dikirim ke
Sekretariat Panitia Hari Puisi Indonesia di PDS H.B. Jassin, Jl. Cikini Raya
73, Jakarta Pusat 10330 dengan menyertakan alamat lengkap dan nomor telepon.
Menurut Mustafa, naskah hurus sudah diterima paling lambat pada 30 September
2016.
“Dewan juri akan memilih
satu buku kumpulan puisi terbaik dan lima buku puisi pilihan,” ujar penyair asal
Aceh itu.
Buku-buku yang diterima
panitia akan dinilai oleh dewan juri terdiri dari Maman S Mahayana, Sutardji
Calzoum Bahri dan Abdul Hadi WM. Buku kumpulan puisi terbaik mendapatkan hadiah
uang tunai sebesar Rp. 50 juta dan lima buku puisi pilihan masing-masing Rp 10
juta. Pengumuman dan hadiah pemenang Anugerah Hari Puisi Indonesia itu
disampaikan pada malam Anugerah Hari Puisi Indonesia pada 12 Oktober 2016 di
Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
Maman S Mahayana
mengatakan ada sejumlah aspek yang dinilai dalam sayembara itu. “Aspek utama
tentu saja estetika puisi itu,” ujar pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Indonesia itu. Estetika dimaksud termasuk cara ungkap, kedalaman tema dan
gagasan, orisinalitas, kebaruan, dan capaian-capaian estetik yang melingkupi
keseluruhan puisi-puisi dalam buku yang dilombakan. “Selain itu, tampilan,
perwajahan buku dan keseriusan menggarapnya juga dinilai.”
Salah seorang inisiator
Hari Puisi Rida K. Liamsi mengatakan dalam malam puncak peringatan Hari Puisi
Indonesia juga akan diluncurkan dua buku antologi puisi. Antologi pertama
adalah berisi puisi-puisi para penyair Indonesia yang pernah dimuat di rubrik Hari
Puisi di Harian Indopos.
“Seperti kita ketahui,
halaman Hari Puisi di Indopos dikuratori oleh Presiden Penyair Indonesia
Sutardji Calzoum Bahri,” kata Rida.
Buku kedua, menurut Rida,
adalah kumpulan puisi yang memuat karya-karya penyair Indonesia yang ditulis
pada Hari Puisi yakni 26 Juli hingga 17 Agustus 2016. Penyair yang berminat
bergabung dalam antologi ini bisa mengirimkan karyanya ke
email:rliamsipku@gmail.com. Namun, panitia tidak bisa memberi honor kepada
puisi yang terpilih masuk antologi tersebut sebab ini bagian dari “pesta”
merayakan Hari Puisi. “Penyair yang puisinya dimuat akan dikirim masing-masing
10 buku puisi.”
Salah seorang deklarator
Hari Puisi Indonesia Ahmadun Yosi Herfanda berharap pemerintah di daerah-daerah
mendukung para penyair untuk bisa mengikuti kegiatan ini. Salah satu caranya
dengan mensponsori penerbitan buku antologi puisi penyair di daerahnya
masing-masing.
“Jika buku puisi itu
menang pastilah akan mengharumkan nama daerah itu,” ujar penyair “Sembahyang
Rumputan” itu.[Rls]