ACEH
UTARA - Setelah sekian lama Aceh dilanda konflik yang
berkepanjangan dan porak poranda setelah dihantam gelombang tsunami yang
menimbulkan ratusan ribu korban jiwa dan hilang masyarakat Aceh, namun kabar
baik tersiar seluruh penjuru dunia bahwa Aceh segera berdamai dengan Pemerintah
Republik Indonesia.
Hari ini genap 11 tahun
yang lalu, tepat 15 Agustus 2005, Ranto Ubiet, Pante Bahagia, Gunung Belantara
menjadi saksi, kami yang tersisa dalam Darurat Militer (DM) dan Darurat Sipil
(DS).
Saat itu, kami bertahan
hidup dalam sebuah kehidupan yang mustahil ketika gempuran dari anak negeri
dari darat, udara, bahkan dalam mimpi akan bayang-bayang setiap detik tentang
"Kematian" yang ingin mendapatkan kami hidup atau mati, mereka demi
tugas negara, kami demi ideologi.
Tak ada alasan bertahan
selain hanya demimu Aceh, demimu bangsa, detik-detik ini, 11 tahun lalu, ketika
kami dengan penuh amarah melawah Peunutoh Komando untuk menyerahkan senjata
yang menjadi identitas kami adalah pemberontak yang ingin mengembalikan
kedaulatan negeri, bertahan dalam segala sulitnya kehidupan, beralas tanah dan
beratap langit.
Kami bertahan hanya untukmu
Aceh, kini 11 tahun damai bersemi, janganlah kalian robek-robek hanya demi
ambisi kekuasaan dan jabatan, jangan jadikan tangisan anak yatim dan ratapan
janda sebagai dasar menggoreng biaya Plafon Anggaran.
Bekerjalah untuk rakyat,
jadilah pemimpin yang bermartabat, pemimpin yang membuat kami siap memberi
nyawa kami untuk para pemimpin kami.
Jangankan korbankan apa
yang pernah kita lakukan demi secuil pawon rupiah, karena rona wajah ayah dari
anak yatim yang merupakan teman kami, jelas masih terbayang dimata, dalam satu
kata pesan sebelum berpulang "Kawan apabila tajamnya peluru bedil membuat nyawaku
melayang, lihatlah anak-anakku, titip mereka "
Damai, damailah Aceh,
jadikan perang untuk damai, jadikan damai untuk menang.
“Allahummagfirlahum untuk
Assyahid Pejuang Aceh yang telah mendahului kami, bagimu negeri. 11 tahun damai
Aceh, peluklah damai, berdamai dengan masa lalu, untukmu Negeri Aceh, Indonesia!
Allahu Akbar
Penulis : Azmuni Pasee
alias Bodrex (Mantan GAM Wilayah Pasee)