![]() |
IST |
JAKARTA -
Ketua Fraksi Partai NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat terang-terangan menolak
wacana pembiayaan partai politik dari APBN sebesar Rp 1 triliun. Menurut
politisi asal NTT ini, persoalan di tubuh partai politik bukanlah tentang
pembiayaan partai, tetapi karakter dan perilaku korup yang harus dilawan
dahulu. Oleh karena itu dia mendesak wacana tersebut untuk ditunda meski banyak
yang meyakini bahwa uang yang digelontorkan itu bisa meredam arus korupsi di
dalam partai politik.
“Kami menginginkan ditunda
dulu. Menurut saya itu sia-sia. Disuntik berapa pun jumlahnya akan tetap saja.
Karena itu perilaku. Perilaku yang hedonis akhirnya memaksakan mereka untuk
melakukan itu (korupsi),” jelasnya saat diwawancara, Selasa (26/07/2016).
Ia menjelaskan, untuk
mengubah cara berpikir dan perilaku setiap aktor politik tidak korupsi bukan
dengan cara menganggarkan uang sebesar itu. Alih-alih mengalokasikan anggaran,
yang terpenting adalah bagaimana partai politik mampu membangun karakter dan integritas
dari anggotanya.
Ia menyebutkan, hingga
saat ini belum ada kajian resmi bahwa anggaran Rp 1 triliun bagi partai akan
mampu membuat bersih internal partai politik. Kemampuan partai dalam mengelola
keuangannya harus diukur dengan tingkat akuntabilitas yang baik. Selain itu,
dana yang digelontorkan dari APBN bisa menjadi bumerang bagi partai politik itu
sendiri.
"Karena bisa jadi
korupsi berjamaah akibat pengelolaan keuangan yang buruk. Bisa bubar semua parpol ini karena korupsi,”
tuturnya.
Adapun untuk biaya operasioanal partai, Viktor menekankan pentingnya partisipasi dari seluruh anggota untuk gotong royong memenuhi kemandirian keuangan partai. Apalagi setiap partai politik memiliki cita-cita dan menjadikannya sebagai ideologi untuk diperjuangkan. Nilai ini yang menurutnya lebih penting ketimbang terus mengurusi keuangan partai yang tidak akan kunjung selesai.
Adapun untuk biaya operasioanal partai, Viktor menekankan pentingnya partisipasi dari seluruh anggota untuk gotong royong memenuhi kemandirian keuangan partai. Apalagi setiap partai politik memiliki cita-cita dan menjadikannya sebagai ideologi untuk diperjuangkan. Nilai ini yang menurutnya lebih penting ketimbang terus mengurusi keuangan partai yang tidak akan kunjung selesai.
“Nomor satu yang paling
diutamakan adalah keterpanggilan setiap
warga atau politisi untuk berperan aktif. Dan mereka ada di sana bukan hanya
hadir pikiran, tenaganya, tapi juga donasinya agar partai ini sehat,”
pungkasnya.[Rls]