Pasutri pembuat vaksin palsu (IST) |
BEKASI
-
Pertemuan orang tua dari anak diduga korban vaksin palsu dengan perwakilan RS
St Elisabeth Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (16/7/2018), berlangsung ricuh.
Bahkan, para orang tua
sempat mengusir pengacara dan mengejar Direktur Utama RS St Elisabeth Bekasi,
Antonius Yudiono.
Kejadian bermula saat
manajemen rumah sakit mengundang para orang tua dalam pertemuan di sebuah
ruangan di basement.
Saat itu, pengacara Azas
Tigor Nainggolan dan dr. Antonius duduk kursi depan seratusan bapak dan ibu
pasien.
Azas Tigor mengambil
posisi sebagai pembicara awal di depan para orang tua. Ia mengatakan, bahwa 14
rumah sakit, termasuk RS St Elisabeth, baru sekadar terdindikasi menggunakan
vaksin palsu.
Ia juga menyampaikan,
kasus vaksin palsu sudah diambil alih atau take over oleh Satgas dari Bareskrim
Polri, Kementerian Kesehatan dan BPOM.
Penjelasan si pengacara
itu langsung memancing emosi para orang tua.
"Enak aja
terindikasi. Kami sudah tahu ini dari media. Anda sebagai pengacara tidak usah
bertele-tele lagi menjelaskan. Kami sudah tahu dari media," teriak seorang
bapak.
Namun, si pengacara
kembali mengambil mic dan menyampaikan hal yang sama. "Sudah, pengacara
nggak usah bicara. Yang bicara Direktur nya saja. Anda pergi," teriak
seorang bapak lainnya.
"Usir pengacara itu,
usir!" teriak pria lainnya.
Tiba-tiba, seorang pria
lain bertubuh tinggi mendatangi meja Antonius. Dia langsung beberapa kali
menggebrak meja dengan keras.
Sementara, pria lainnya
juga mulai berdatangan dan menendang meja yang ditempati oleh Antonius tersebut.
Antonius bangkit dari
tempat duduknya. Ia berusaha beranjak menunju pintu keluar. Namun, beberapa
orang tua berhasil mengejarnya.
Sejumlah orang tua yang
terlanjur geram dengan cara pengacara dan Dirut rumah sakit, seketika sempat
melakukan pemukulan ke Antonius. Ia terlihat meringis sembari memegang tengkuk
kepalanya.
Sementara, si pengacara
lebih dulu berhasil meninggalkan ruang pertemuan.
Kericuhan belum reda.
Tiba-tiba seorang pria mengamuk dengan membalikkan meja, kursi dan pengeras
suara.
Perwakilan orang tua
berusaha menenangkan para orang tua. Ia pun kembali menggandeng dr. Antonius
untuk kembali ke kursinya yang telah didirikan kembali.
Kini, para orang tua
tengah mendesak dr Antonius untuk membuat surat pernyataan tentang
pertanggungjawaban RS St Elisabeth atas penggunaan vaksin palsu.[Tribunnews]