![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiHrt65u8c9DxluZE8xHxOtoMQ5tpuSgIeZNTzKgrG_cJobpO1xY7YKzai9IQsg9BlhM3T7N4oEgvCx8XHcTqMDxLpGieoAEi4D5TBYepHtktadria5xyXdt8746_4eirA2DOraONJbajs/s320/IMG-20160727-WA0030-758658.jpg)
Sebelumnya Olan Sitorus
sempat memaki dan bahkan mengancam akan menginjak-injak wartawan liputan Aceh
Timur, Langsa dan Aceh Tamiang. Sedangkan permintaan maaf tersebut disampaikan
setelah Olan Sitorus dengan mengakui kesalahan serta mengklarifikasi tentang
larangan tentang warga bersaudara dengan wartawan dilarang mengambil kredit
kereta (motor) di perusahan leasing tersebut.
“Pertama-tama saya memohon
serta meminta maaf kepada seluruh wartawan yang telah saya lecehkan profesinya.
Demi Allah, saya tidak sengaja melakukan. Terkait larangan kami kepada
rekan-rekan media, itu sudah saya mencari tahu siapa karyawan yang melarang
profesi wartawan untuk mengambil kredit di leasing FIF Pos Idi. Jika ketemu
maka karyawan tersebut segera saya pecat,” ujar Oloan Sitorus didepan forum
mediasi.
Namun, tak diduga
permintaan maaf tersebut rupaya tidak tulus disampaikan Olan Sitorus. Hal itu
dibuktikan pada pagi ini, Jumat 29 Juli 2016 sekira pukul 10.00 WIB, Olan
Sitorus mendatangi salah satu rumah wartawan di Desa Tanoh Anoe untuk mencari dukungan
agar spanduk permintaan maaf yang telah dipajang di kantor FIF Idi Rayeuk agar
bisa diturunkan.
Bukan hanya itu saja, pada
hari Kamis (28/7/2016) sekira pukul 15.00 WIB, Wartawan Televisi Swasta Nasional,
Ilham Zulfikar mengungkapkan ditelepon dari selular bernomor 08526454412# yang mengaku
bernama Ateng (Nama Sapaan),
bermaksud meminta pendapat kepada dirinya supaya spanduk permohonan maaf
Manager FIF kepada wartawan Aceh Timur, agar bisa diturunkan.
Saat itu Ilham menjawab
kepada Ateng bahwa dirinya tidak
memiliki kapasitas untuk menjawabnya karena pemasangan spanduk permintaan maaf
selama satu bulan tersebut atas kesepakatan bersama antara pihak Manager FIF
dengan seluruh rekan-rekan wartawan Aceh Timur.
Hasil penelusuran
LintasAtjeh.com, ternyata pria bernama Ateng
diketahui memiliki profesi
sebagai seorang ‘DEBT COLLECTOR’ yang
bekerja di sebuah perusahaan leasing.
Pertanyaannya, apa
hubungannya Ateng yang berprofesi
sebagai seorang ‘DEBT COLLECTOR’ begitu
peduli terhadap Manager FIF Idi, Olan Sitorus? Aataukah memang sengaja disewa
dan mendapatkan perintah dari Olan Sitorus untuk mencoba mengintervensi
kesepakatan bersama wartawan.
Wartawan Aceh Timur tidak
akan tinggal diam, karena sesuai kesepakatan apabila Olan Sitorus melanggarnya
maka permasalahan tersebut akan diselesaikan melalui jalur hukum.[Zf]