IST |
MEDAN -
Buntut kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara, Polri mengamankan sembilan
orang. Tujuh orang diduga ditangkap karena menjarah, sedangkan dua orang lagi
diduga pelaku kekerasan.
"Ada sembilan orang
yang diamankan. Tujuh diduga melakukan penjarahan, dua orang lainnya terekam CCTV
saat melakukan kekerasan pada saat peristiwa terjadi," kata Kapolri
Jenderal Tito Karnavian usai melakukan kunjungan ke Sumatera Utara di Bandara
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (31/7/2016).
Menurut Tito peristiwa Tanjung Balai
terjadi karena perselisihan antara warga. Masalah tersebut sampai akhirnya
dibawa ke kantor polisi, pada saat bersamaan berkembang berbagai isu di media
sosial.
"Nah, saat di polsek
beredarlah di media sosial yang berbau provokatif. Kemudian warga ramai. Secara
sporadis melakukan aski kekerasan, khususnya pembakaran di tiga rumah kalau
tidak salah, kemudian ada kendaraan, serta vihara dan klenteng," kata dia.
Beruntung, aksi tak
meluas. Aparat mengambil langkah cepat. TNI, aparat pemerintah, dan Forum
Komunikasi Umat Beragama turun tangan.
Kapolri memastikan situasi
di Tanjung Balai pada saat ini sudah aman terkendali.
"Nah ini sampai
dengan hari Sabtu pagi, situasi sudah terkendali. Jadi sampai Sabtu dini hari
sudah kondusif," ujar Tito.
Kendati demikian, aparat
keamanan tetap melakukan penjagaan di daerah tersebut. Tito mengimbau
masyarakat tetap tenang.
"Meski demikian,
penegakan hukum tetap jalan. Dialog juga tetap jalan supaya tidak ada sisanya. Saya harapkan
pada masyarakat, khususnya di Sumatera Utara, untuk menjaga kekompakan,
toleransi antarwarga, kerukunan yang sudah bagus ini. Kita harapkan situasi
benar-benar menjadi pulih seperti sedia kala dan silakan beraktivitas normal
seperti sediakala," kata dia.[suara.com]