IST |
SACHSENRING -
MotoGP 2016 sudah memasuki paruh musim kedua. Ini ditandai dengan
berlangsungnya MotoGP Jerman yang bergulir di Sirkuit Sachsenring, Minggu
(17/7/2016). Marc Marquez kembali jadi juara usai menjadi yang tercepat pada
balapan di sirkuit yang dikenal sulit ini.
Balapan berlangsung kurang
mulus buat semua pembalap. Maklum, hujan cukup deras sudah mengguyur lintasan
sejak sesi pemanasan digelar. Alhasil, Marquez pun sempat kecelakaan yang
untungnya tidak menimbulkan cedera parah.
Sebagai pemegang pole positions,
Marquez pantas diunggulkan di balapan ini. Namun dengan kondisi lintasan yang
basah, Marquez ternyata malah tercecer di lap-lap awal. Dia sempat terpuruk ke
posisi ke-14 gara-gara melebar ke luar gravel. Untunglah, dia mampu mengontrol
motornya sehingga tidak terjatuh.
Tak aneh jika pembalap
asal Spanyol ini menyebut balapan di Jerman itu sebagai balapan yang gila.
Kunci kemenangannya terletak saat dirinya berani ganti motor saat trek mulai
mengering di lap ke-17.
"Hari ini kembali
terjadi balapan yang gila. Sejujurnya, saya salah pilih ban di fase pertama
balapan. Saya gunakan ban depan yang salah. Setelah melihat Rossi, Jorge dan
Dani pakai ban extra soft, saya segera menggantinya," kata Marquez seperti
dilansir crash.
Yang mencuat dari balapan di
MotoGP Jerman adalah kesalahan strategi yang diterapkan Valentino Rossi saat
balapan. Hanya dua lap berada di posisi terdepan, namun Rossi cukup stabil jaga
posisi podium dengan membuntuti Andrea Dovizioso nyaris sepanjang lomba.
Uniknya, saat trek mulai
mengering, Rossi tetap keras kepala untuk tetap melaju dengan ban lama. Dia
belum mau masuk pitstop untuk ganti motor yang pakai ban lunak untuk trek
kering. Imbasnya sangat buruk.
Alih-alih mendapatkan
podium, Rossi malah terperosok ke posisi ke-8. Tim Movistar Yamaha sudah
meminta Rossi mengganti motornya pada lap ke-20. Tapi pembalap berusia 37 tahun
tersebut belum mau masuk pit, Rossi memilih untuk mengejar Dovizioso yang juga
belum mengganti motornya.
Di pit, tim Movistar
Yamaha mulai kesal dengan sifat keras kepala Rossi. Selain Rossi dan Dovizioso,
Cal Crutchlow, Barbera dan Miller juga belum mengganti motornya. Mereka
terlibat persaingan seru. Mereka (kecuali Miller) baru masuk pit pada lap
ke-23.
Saat Rossi, Dovizioso,
Crutchlow, dan Barbera masuk pit, Marquez yang lebih dahulu mengganti motornya
langsung melejit ke posisi kedua. Marquez pun memimpin balapan saat Miller
mengganti motornya pada lap ke-24.
"Saya memang salah
strategi. Tapi motor saya juga lambat di trek kering. Jika pun masuk pit lebih
cepat, saya paling bagus rebut posisi enam," ujar Rossi usai balapan.
Pembalap
Medioker
Kejutan kembali terjadi di
MotoGP 2016. Setelah Jack Miller keluar sebagai juara MotoGP Belanda, kini
giliran pembalap LCR Honda Cal Crutchlow yang merebut podium. Memang, Crutchlow
bukan pembalap medioker jika melihat pengalamannya yang segudang.
Namun pembalap asal
Inggris itu membalap dengan tim satelit Honda. Jadi patut diapresiasi
kehebatannya untuk menembus podium dua di tengah persaingan ketat dengan
Dovizioso atau pembalap medioker lain, Scott Redding.
Sejak Michelin menjadi ban
resmi MotoGP, fenomena pembalap medioker rebut podium mulai terlihat. Ini
membuat balapan MotoGP musim ini menjadi bertambah seru. Hasil balapan sulit
ditebak dan perebut podium tidak pembalap itu-itu saja.
Duel di lap terakhir
memperebutkan podium MotoGP Jerman antara Cal Crutchlow dan Scott Redding di
Sirkuit Sachsen.
Crutchlow pun usai balapan
masih menyisakan sedikit penyesalan. Dia mengaku tidak berani ambil resiko saat
trek mulai mengering. Jika saja lebih berani, dia meyakini bisa meraih hasil
lebih optimal di MotoGP Jerman.
"Saya masuk pit
terlambat dan terpaksa menyusul beberapa pembalap. Jika saya lebih berani
berjudi, saya pikir saya bisa meraih hasil bagus," ujarnya.
Yang pasti, faktor cuaca
ternyata juga turut membantu pembalap-pembalap medioker untuk meraih hasil bagus
di balapan. Tren ini sudah terlihat dari beberapa kali balapan yang sudah
berlangsung. Sedangkan Yamaha tampak sangat kesulitan jika cuaca buruk. Tren
yang tentunya tidak bagus dan bakal dimanfaatkan oleh Honda yang sedang
melambung tinggi di atas awan bersama Marquez.[Liputan 6]