ACEH
UTARA - Belasan hektare areal perkebunan warga di Paket 14
Dusun Alue Buloh dan Abong-Abong porak-poranda dirusak puluhan gajah liar.
Selama hampir satu bulan ini, puluhan gajah liar yang rata-rata didominasi
gajah betina masih menguasai dua dusun di Kecamatan Cot Girek, Kabupaten Aceh
Utara tersebut.
Demi mencegah kerugian
yang panjang, pemilik kebun berupaya menghalau gajah-gajah itu dengan cara
menembakkan meriam tangan. “Poe Meurah” dalam sebutan budaya Aceh kerap sekali
menunjukkan dirinya kepada warga pada sore hari menjelang petang.
Gajah-gajah ini pecah
menjadi beberapa kelompok, dan kemudian bersatu kembali disatu titik yang sama
pada sore harinya. Warga menduga, ada salah satu gajah yang terluka tembak
dibagian perut akibat ulah oknum pemburu rusa. Sehingga satwa liar yang
dilindungi itupun hingga kini masih bertahan dikawasan itu.
“Gajahnya masih bermain
disekitar ini, sesekali mereka bergerak ke Abong-Abong dan kemudian kembali
lagi ke Alue Buloh dan Paket 14. Kami butuh bantuannya dari pihak Conservation
Response Unit (CRU) Cot Girek yang menanggulangi gangguan gajah liar dengan
menggunakan gajah jinak,” ujar Mustafa (39), petani setempat, Sabtu (30/7/2016).
Tak hanya kebun, beberapa
gubuk yang dibuat semi rumah turut diamuk gajah dengan cara digulingkan hingga
roboh. Salah satu pemilik kebun bahkan ada yang terpaksa menjual kebun
sekaligus rumahnya karena khawatir dengan ancaman gajah-gajah tersebut yang
ukurannya hampir sepadan dengan truck.
“Ya gajah-gajah itu masih
main dikawasan Abong-Abong, isi kebun berupa tanaman sawit banyak yang rusak.
Warga ada yang takut pergi ke kebun, kabarnya ada gajah yang terluka sehingga
mereka masih bertahan disini,” ujar Sekretaris Desa Cot Girek, Samsul.
Untuk mendeteksi gajah
yang terluka, sejumlah warga sempat menelusuri setiap titik dalam rimba hutan.
Justeru yang dijumpai hanya puluhan gajah liar dalam kondisi sehat yang sedang
menghabiskan waktunya menikmati isi kebun warga. Diyakini, gajah yang terluka
itu bertahan dikawasan yang berdekatan dengan areal sungai.
Kepala Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh, Genman S Hasibuan mengatakan, Tim CRU
Cot Girek masih terus berupaya guna mencegah mitigasi konflik antara manusia
dengan gajah liar. Menurut dia, gajah-gajah itu merusak tanaman karena yang
ditanam merupakan makanan khas si gajah tersebut.
Meski demikian, ia
mengajak warga untuk saling bekerjasama dengan CRU untuk menghalau gangguan
para gajah itu. Sementara itu warga sangat berharap agar camp CRU gajah jinak
segera dipindahkan lokasinya ke kawasan yang dinilai kerap diganggu gajah.[CS]