IST |
JAKARTA – Ternyata bukan
anggota polisi yang menembak gembong teroris Santoso, melainkan penembak jitu
dari prajurit Raider Kostrad yang juga tergabung di Satgas Tinombala.
Kapuspen TNI Mayjen Tatang
Sulaiman membenarkan hal itu. “Pria diduga Santoso tewas setelah ditembak
prajurit Raider Kostrad.
“Jadi ada kontak senjata
di koordinat UTM 2027-6511. Kontak tembak dari satuan tugas Batalio Raider 515
Kostrad. Yang jelas tim satgas penugasan pengejaran Santoso,” kata Mayjen
Tatang, Senin (18/7/2016).
Satgas Tinombala merupakan
tim khusus yang dibentuk untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Santoso
di hutan Poso.
Tim ini merupakan gabungan
dari prajurit TNI dan Polisi yang jumlah totalnya lebih dari 3.000 orang.
Selama ini, kerjasama TNI dan Polisi yang tergabung dalam Satgas Tinombala
cukup efektif menyulitkan pergerakan kelompok Santoso.
Informasi yang diketahui,
dalam baku tembak yang terjadi di pegunungan Tambarana, Poso Utara sebanyak 2
teroris meninggal dunia dan 3 orang berhasil di ringkus.
Dugaan sementara dua
anggota teroris yang meninggal dunia tersebut kemungkinan besar satu orang
adalah Abu Wardah alias Santoso.
Dantsatgas Operasi
Tinombala Kombes Leo Bona Lubis mengakui jika salah satu yang tertembak mati
itu dicurigai sebagai Santoso.
Ada 1800 TNI dan 1500
anggota Polri yang melakukan pengejaran pada Santoso dengan sandi Operasi
Tinombala. Sebelum operasi ini, sebelumnya pengejaran Santoso diberi nama Operasi
Camar Maleo. [Warta Nasional]