![]() |
IST |
HORGOS -
Human Rights Watch (HRW) merilis laporan terbaru terkait kekerasan terhadap
pengungsi dan migran, Rabu (13/7/2016). Laporan menyebut polisi dan tentara
Hongaria memukuli sejumlah pengungsi sebelum mengirim mereka ke perbatasan
Serbia.
Perbatasan antara Hongaria
dan Serbia dibatasi oleh pagar tinggi sepanjang 175 km. Para pengungsi dan
migran yang terjebak di sekitar 8 km perbatasan dikembalikan ke sisi Serbia
sejak 5 Juli lalu.
Pagar itu dibuat oleh
Hongaria pada September 2015 untuk mengurangi migrasi. Polisi mengatakan ada
621 migran yang dikirim kembali ke Serbia sejak peraturan perbatasan baru
berlaku.
Laporan HRW menyebut ada
sekitar 30-40 migran diantaranya dipukuli selama dua jam setelah ditahan
Hongaria. Sejumlah korban adalah perempuan dan anak-anak. Seorang korban dalam
laporan menyebut kekerasan yang diterimanya tidak terpikirkan. "Saya
bahkan belum pernah melihat pemukulan seperti itu di film-film," katanya
dilansir Aljazirah.
Ia bercerita sekitar lima
atau enam tentara memukuli mereka satu persatu. Tangan mereka diikat kebelakang
dengan borgol plastik. Mereka kemudian dipukul dengan berbagai cara.
"Mereka memukul kami
dengan semuanya, kepalan, tendangan, tongkat polisi. Mereka sengaja memberi
kami luka yang parah," kata dia. HRW juga melaporkan para pengungsi itu
dikembalikan ke sisi Serbia melalui celah kecil di gerbang kawat.
Pada Rabu, AP mewawancarai
pengungsi dan migran di Horgos, Serbia dekat salah satu zona transit Hongaria.
Mereka menggambarkan perlakuan yang sama dari otoritas Hungaria.
"Saya pergi ke
Hungaria tiga kali. Itu sangat sulit, mereka memukuli saya," kata Wahed
Khan dari Afganistan. Menurutnya polisi Hungaria tak hanya memukuli pengungsi
tapi juga menyemprotkan gas air mata dengan cara yang berbahaya.
Pemerintah Hongaria
menyangkal tuduhan tersebut. Kementerian
Dalam Negeri mengatakan para migran tidak dilukai di perbatasan Hungaria.
"Kami memperlakukan mereka secara manusiawi," kata kementerian dalam
pernyataan.
Menurut Hungaria, hanya
delapan orang dari 18 ribu pengungsi yang mengajukan keluhan terkait perlakuan
polisi tahun ini. Meski peninjauan ulang internal menyebut klaim itu tidak
berdasar.[ROL]