ACEH
TENGGARA - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) sejumlah
sekolah di Aceh Tenggara menuai kendala. Pendaftaran yang dibuka awal bulan Juni
lalu, hingga kini belum mencapai target perekrutan maksimal.
Seperti di SD Negeri
Rukahan, meskipun jadwal pendaftaran secara formal sudah tutup. Namun masih ada
juga Wali Murid yang baru mendaftarkan anaknya ke sekolah. Akibatnya sekolah
inipun harus menerima siswa baru meski proses belajar mengajar telah berjalan.
“Sejauh ini tercatat ada
sepuluh siswa didik baru yang telah mendaftar serta sudah mengikuti proses
belajar mengajar. Tiga diantaranya baru mendaftar kemarin dan hari ini,” kata
Kepala Sekolah, Bakti A. Ma, kepada LintasAtjeh.com, di ruangannya, Rabu
(13/07/2016) kemarin.
Bakti menyebutkan angka
itu akan terus bertambah, mengingat seperti tahun sebelumnya sekolah ini
mengalami hal yang sama. "Jumlah itu akan terus bertambah, dari tahun ke
tahun seperti ini. Selama tidak lewat satu bulan proses belajar mengajar, kita
masih menerima murid baru," ungkap Bakti lagi.
Menurut Bakti, hal itu
disebabkan karena perekrutan siswa baru bertepatan dengan momen bulan ramadhan.
Selain itu, kepedulian orang tua siswa terhadap pendidikan anaknya masih
rendah.
"Kebetulan
perekrutannya bertepatan dengan bulan ramadhan. Terus, kepedulian Wali Murid
terhadap pendidikan anaknya juga masih rendah," tutup Bakti.
Sementara itu, Kepala
Sekolah SMP Negeri 5 Badar, Elidja Magja, S.P, M.Pd, menuturkan kepada
LintasAtjeh.com mengenai PPDB di sekolah tersebut. SMPN 5 Badar telah merekrut
kurang lebih enam puluh siswa didik baru, dan diperkirakan akan terus
bertambah.
Kendala yang hampir sama
dengan SD Rukahan dialami juga oleh SMPN 5 Badar, namun bedanya SMPN 5 Badar
terkadang mendapat siswa baru pindahan dari pesantren.
"Partisipasi orang tua
masih rendah, tapi kita disini terkadang mendapati siswa pindahan dari
pesantren," kata Elidja.
Mengenai rendahnya
partisipasi orang tua murid terhadap pendidikan. Elidja mengatakan pihak dinas
terkait dalam hal ini Disdikpora, selalu menginstruksikan kepada kepala sekolah
agar melakukan rapat komite dengan wali murid.
"Saya pikir, kita
harus bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut. Wali Murid, pihak sekolah
dan pemerintah harus bergandengan tangan," himbau Elidja.[MSR]