![]() |
IST |
MINDANAO -
Angkatan Bersenjata Filipina melancarkan serangan kepada kelompok militan Abu
Sayyaf sejak pekan lalu. Setidaknya, 40 orang tewas dan 12 orang dari kelompok
tersebut luka luka.
Operasi tersebut terjadi
di Basilan dan Sulu. Operasi ini menindaklanjuti beberapa tragedi perompakan
dan penculikan yang dilakukan kelompok Abu Sayyaf dan Filipina merasa hal
tersebut sudah mencoreng nama besar Filipina.
Dilansir dari Asia Time,
Presiden Filipina yang baru, Rodrigo Duterte memang bersepakat untuk menuntaskan
kelompok Abu Sayyaf ini karena dirasa sudah menggangu stabilitas dunia. Belum
lagi ketakutan bagi negara asing yang hendak bertandang ke Filipina.
"Serangan militer
sedang berlangsung, bulan ini korban dari jumlah militan abu sayyaf sangat besar,"
ujar juru bicara Militer Filipina, Kolonel Filemon Tan, Rabu (13/7/2016).
Duterte sebelumnya
memperingatkan Abu Sayyaf untuk menghentikan kegiatan teroris mereka. Jika
tidak, kata dia, mereka akan menghadapi kekuatan penuh hukum.
Namun pemberontak membuat
ejekan dari peringatan pemerintah dengan memenggal kepala dua tawanan Kanada
setelah kedua keluarga para tawanan 'dan pemerintah Kanada gagal untuk
membayarkan 13 juta dolar untuk uang tebusan untuk mengamankan kebebasan
mereka.
Tan mengatakan, serangan
ini akan terus dilakukan, sampai pihak Abu Sayyaf menyerah. Tan mengaku, pihak
militer Filipina sudah berhasil memborbardir kelompok inti dari Abu Sayyaf
tersebut.
Sebelum operasi dimulai,
sebanyak 7.000 warga di Sulu dan Basilan sudah diungsikan di daerah aman.
Operasi militer sendiri berlangsung aman tanpa harus melukai warga sekitar.
Saat ini, menurut Tan
setidaknya ada 14 orang yang ditawan oleh kelompok Abu Sayyaf ini. Tujuh
diantaranya adalah WNI. Sedangkan lima lainnya merupakan warga negara Filipina.
Satu warga dari Belanda dan satu warga berkebangsaan Norwegia.
Abu Sayyaf resmi mengklaim
berjuang untuk negara Islam terpisah di Filipina. Tapi mereka telah sebagian
besar terkonsentrasi pada penculikan dan pemerasan kegiatan di Filipina Selatan
dan Malaysia Timur.[ROL]