IST |
JAKARTA –
Ketua Umum partai NasDem mengeluarkan sikapnya terkait RUU Pemilu yang akan
segera dibahas di DPR. Dalam acara Lunch at DPP yang diselenggarakan Dewan
Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, setidaknya terdapat dua sikap yang
diutarakan Surya Paloh. Pertama, ia menginginkan sistem
pemilihan legislatif tetap menggunakan sistem pemilihan proporsional terbuka.
“Jangan yang sudah terbuka
ini kemudian ditutup kembali. Kalau kata orang Medan bilang sudah mau maju eh
mundur lagi,” jelasnya disambut dengan gelak tawa dari peserta yang hadir, Rabu
(20/07/2016).
Sistem pemilihan terbuka
menurutnya masih menjadi sistem yang ideal. Untuk itu Partai NasDem konsisten
mendukungnya meski akhir-akhir ini ada ide untuk menutup kembali.
Tidak hanya mendukung,
NasDem juga memberikan catatan bahwa sistem proporsional terbuka harus
diimbangi dengan penerapan passing grade 20%. Artinya partai mempunyai hak
untuk menentukan calon unggulannya pada urutan teratas jika hasil Pemilu
menyatakan calon tersebut memperoleh 20% lebih besar dari yang lainnya.
Di poin kedua,
Surya Paloh menyatakan siap menaikan parlementary threshold dari 3,5% menjadi
7%. Konsekuensi dari hal ini akan mengurangi jumlah partai di parlemen. Namun
pengurangan jumlah partai di parlemen ini akan bagus bagi demokrasi karena
secara langsung akan menjadi pendidikan politik bagi bangsa ini.
“Kita tidak boleh mabok
pada era multi partai ini. Dari sepuluh harus menjadi lima partai. Itulah
perjuangan politik gagasannya NasDem” tuturnya.
Untuk itu, Surya Paloh
memberikan perintah kepada Ketua Fraksi Nasdem Viktor Laiskodat dan Ketua
Bappilu Enggastiasto Lukita untuk segera menyusun draftnya bersama teman-teman
di Komisi II.
“Ketua Fraksi setelah
acara ini harus memikirkan langsung dan Ketua Bappilu karena sudah masuknya RUU
dari eksekutif ke legislatif. Nasdem akan tetap,” tegasnya.[Rls]