![]() |
Liat tuch dekapan sang kakek (IST) |
BONE
-
Netizen dihebohkan perkawinan beda generasi. Haji Nasir, warga Patimpeng
berusia 63 tahun itu, mempersunting Milawati, gadis cantik berusia 18 tahun
asal Desa Suwa, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulsel, pada 11 Juli
2016. Umur keduanya terpaut 45 tahun.
Harian FAJAR (Jawa Pos
Group) pun menelusuri kediaman pengantin. Untuk mencapai lokasi dituju, harus
menempuh perjalanan sekitar 90 kilometer dari Kota Watampone ke Desa Suwa.
Waktu tempuhnya satu jam 47 menit mengendarai roda dua.
Akses jalanan bergelombang
ditambah aneka ukuran lubang. Akhirnya sampai ke Kompleks PTP Pabrik Gula
Camming di Desa Suwa, disambut Haji Nasir dan mertua lelakinya, Nasaruddin
(48).
Mulanya Haji Nasir
kelihatan canggung. Setelah mendapat penjelasan, obrolan pun mulai cair. Haji
Nasir mulai terbuka terkait mula awal perkenalannya dengan sang istri.
"Sebenarnya saya
tidak pernah pacaran. Mengalir begitu saja. Tetapi memang, sebelum bertemu
dengan Mila, saya sudah dua kali datang ke rumahnya. Pas bertamu kedua, saya
langsung melamar. Alhamdulillah diterima," jelas pria kelahiran 1953 itu,
Selasa, 12 Juli.
Haji Nasir bercerita, Mila
merupakan istri keduanya. Istri pertamanya, Hj Nurjannah meninggal Februari
lalu akibat penyakit sesak napas. "Pernikahan pertama tidak ada
anak," akunya.
Pria yang senang barzanji
ini bercerita, dirinya mengetahui Mila dari warga yang mengatakan ada anak
perawan di Desa Suwa. Setelah pesta buka puasa selesai, dirinya datang ke rumah Mila. Namun sayang,
si target tidak ada di rumah.
"Memang setelah istri
pertama saya meninggal, saya niat mau menikah lagi. Alhamdulillah, doa saya
yang mencari istri perawan terkabul. Intinya bukan janda," sambungnya.
Di tengah obrolan, Mila
datang membawa sekantong bedak. Bahan perias untuk mempercantik diri. Penulis
pun sempat tertegun. Memang, rupa mempelai wanita cantik. Sesuai yang
dibicarakan masyarakat.
"Jadi tidak ada unsur
paksaan atau jodoh-jodoh dalam perkawinan keduanya. Mila mau dan Haji Nasir
juga menyatakan niatnya. Kami orang tua tinggal memberi restu," cuap ayah
Mila, Nasaruddin.
Nasaruddin mengaku, uang
panaik Haji Nasir sebesar Rp 20 juta ditambah mahar dua gram emas. Dirinya
kecewa dengan informasi yang beredar di masyarakat. "Katanya uang panaik
Haji Nasir Rp 50 juta. Itu salah. Yang benar Rp 20 juta," aku Nasaruddin.
Haji Nasir melanjutkan,
mengenai adanya harta tambahan yang menjadi tambahan embel-embel pernikahannya
juga dibantah. "Memang saya punya satu rumah, satu mobil, dan ada sawah,
tetapi itu tidak masuk dalam mahar. Cuma setelah menikah kan harta saya juga
harta istri," jelas Haji Nasir.
Sementara itu, Mila
mengaku enggan menanggapi perkataan negatif terkait pernikahannya. Menurutnya,
meski suaminya berusia "senja", tidak ada masalah.
"Banyak yang mencela.
Cuma ini kan, saya yang menjalani. Bukan orang lain. Namanya juga jodoh,"
sebutnya sembari tersenyum.
Haji Nasir sendiri
merupakan warga Desa Masago, Kecamatan Patimpeng, Kabupaten Bone. Hal ini
dibenarkan Sekretaris Desa, Andi Bahrain.
"Saya yang tulis
pengantar nikahnya. Di KTP, H Nasir kelahiran 1953, sementara perempuannya
kelahiran 1998," cerita Bahrain kepada FAJAR, Selasa, 12 Juli.
Bahrain menjelaskan, kedua
mempelai beda desa. Mempelai perempuan dari Desa Suwa dan mempelai pria asal
Desa Macago. "Perempuannya ini baru tamat di SMAN 1 Libureng,"
tuturnya. [JPNN]