KUALA
SIMPANG - Dalam rangka "Gerakan Percepatan Tanam dan
Mengejar Target Luas Tambah Tanam", Komandan Kodim 0104/Aceh Timur Letnan
Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Amril Haris Isya Siregar, S.E, bersama sejumlah
masyarakat khususnya petani beserta sejumlah pejabat kedinasan pertanian melaksanakan
penanaman padi serentak di 11 kecamatan Wilayah Kodim 0104/Atim. Dalam
kesempatan pagi itu, kegiatan dilaksanakan di Desa Sekrak, Kecamatan Karang
Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Jum'at (29/7/2016).
Acara yang dihadiri oleh
Perwira Penghubung Aceh Tamiang (Pabung Atam) Mayor Inf. Aidul Yani, juga
diramaikan oleh Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Drh. Yusbar, Kepala Bappeluh
Atam Sapuan, S.P, Ketua KTNA Atam Hendra, Camat Karang Baru Husaini, S.H,
Komandan Koramil (Danramil) 02/Krb Kapten Inf. Lumban Raja dan Kapolsek Karang
Baru IPTU Alfian Lubis. Turut hadir seluruh Geuchik Desa yang berada di seputar
Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.
Dalam sambutannya kepada
seluruh petani yang ikut hadir pagi itu, Dandim mengupas sekilas tentang hasil
rapat yang beliau ikuti bersama Kementerian Pertanian (Kementan) di Banda Aceh
beberapa hari yang lalu. Berdasarkan paparan Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Aceh kala itu, dari 16.884 Ha sawah yang berada khususnya di Kabupaten
Atam, luas tanamnya sampai saat ini masih nol.
Sementara fakta di
lapangan yang kita lihat, banyak sawah yang sudah dihijaui oleh hamparan padi
di seputaran Kabupaten Atam. Ketidaksinkronan data ini disebabkan karena miss koordinasi
antara Distan Kabupaten dengan BPS tentang luas dan target tanam yang sudah
dikerjakan petani.
“Ini menjadi masalah
utama, karena data hasil yang diinput oleh BPS Provinsi Aceh berdasarkan
laporan yang diterima dari BPS daerah. Untuk itu Dandim mengajak agar kedua
Instansi daerah saling koordinasi dan selalu update data, sehingga apa yang
sudah di upayakan oleh petani dalam bercocok tanam tidak sia-sia,” pinta
Dandim.
Dandim juga mengajak
seluruh petani yang selama ini memilih untuk menjual hasil panennya ke tengkulak,
agar menjual hasil panennya ke Bulog, sehingga stock beras di Bulog tercukupi.
Dalam ajakannya, Dandim memberikan pencerahan kepada petani bahwa Bulog adalah
sebuah badan negara untuk mengatasi krisis pangan yang sewaktu-waktu bisa
terjadi.
"Kita tidak tahu tengkulak
menjual beras kemana, bisa saja di exspor ke negara lain. Jika semua hasil
panen dijual kepada tengkulak, seluruh rakyat Indonesia akan mengalami krisis
pangan dan kelaparan. Bulog sebagai Badan Logistik tidak akan mampu mengatasi
karena stock beras di Bulog tidak mencukupi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia,”
ujar Dandim.
Persaingan harga mungkin
menjadi salah satu pemicu petani lebih cenderung menjual hasilnya ke tengkulak.
Selisih harga sekitar 800 rupiah per kilo lebih murah dari tengkulak, membuat
Bulog susah mendapat stock beras dari petani.
Namun tanpa disadari oleh
mayoritas petani, kesejahteraan dan kelayakan hidup orang banyak bergantung
ditangannya. Tanpa petani, kita tidak bisa menikmati nasi yang kita makan.
Dibalik itu, apa yang sudah diterima oleh petani dari pemerintah, mulai dari
bantuan bibit, pupuk, irigasi dan Alat Mesin Tani (Alsintan) guna mendukung
kelancaran dalam pertumbuhan pangan dan ekonomi negara ini.
“Hendaknya menjadi
timbal-balik agar petani dapat mencukupi kebutuhan stock beras Bulog sebagai
Badan Logistik Negara yang berperan aktif dalam kesejahteraan dan kebutuhan
pangan masyarakat banyak. Oleh karena itu, juallah hasil panen ke BULOG agar
kebutuhan masyarakat Indonesia selalu tercukupi,” ajak Dandim.
Acara ditutup dengan tanam
padi bersama. Dandim yang didampingi Ny. Mira Haris Isya Siregar dan beberapa
kepala dinas yang hadir langsung turun kesawah untuk tanam padi secara
simbolis. Bibit padi yang sudah disiapkan oleh Mantri Tani segera ditancapkan
di lahan yang sudah siap tanam itu.[Rls]