IST |
JAKARTA –
Dewan Kesenian Aceh Barat (DKAB) bersama dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat
menggelar Temu Penyair Nusantara 2016 di
Meulaboh, Aceh Barat, 27-30 Agustus 2016.
Acara itu melibatkan sekitar seratus penyair dari berbagai daerah
Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Rusia.
Ketua DKAB Teuku Ahmad
Dadek mengatakan bahwa dalam kesempatan itu panitia akan meluncurkan buku
antologi puisi bersama karya para peserta berjudul Pasie Karam. Buku setebal
sekitar 500 halaman itu berisi puisi-puisi 162 penyair, seperti Taufiq Ismail,
Ahmadun Yosi Herfanda, Isbedy Stiawan ZS, Maman S. Mahayana, Anwar Putra Bayu,
LK Ara, Suminto A Sayuti, Ahmad Kamal Abdullah (Malaysia), Siti Zainon Ismail
(Malaysia), Anie Dien (Singapura), Victor Pagodaev (Rusia) dan lain-lain.
Menurut Dadek, puisi-puisi yang masuk antologi itu adalah
hasil seleksi oleh Dewan Kurator terdiri dari Mustafa Ismail, Fikar W. Eda dan
D. Kemalawati. “Mereka membaca dan memilih dari sekitar seribu puisi yang masuk
ke panitia,” ujar Teuku Dadek.
Selain peluncuran buku, Teuku
Dadek menambahkan, Temu Penyair itu juga diisi dengan baca puisi, bedah buku
Pasie Karam oleh sastrawan Abdul Hadi WM, kunjungan ke kampung tsunami dan
ziarah budaya.
Panitia Temu Penyair
Nusantara akan memfasilitasi peluncuran buku puisi terbaru masing-masing
penyair peserta pada acara itu. Buku puisi yang hendak diluncurkan adalah yang
terbit pada tahun 2016. Untuk persiapan peluncuran, penyair diminta
mendaftarkan bukunya untuk diluncurkan dengan mengirimkan gambar kulit buku dan
penjelasan singkat tentang buku itu ke email: tadadek@gmail.com.
Para penyair juga akan
diajak menyaksikan dan mengikuti Pekan Kebudayaan Aceh Barat (PKAB). Teuku
Dadek menjelaskan, Temu Penyair adalah bagian dari rangkaian pekan kebudayaan
itu. PKAB diisi dengan aneka kegiatan seni dan budaya seperti pertunjukan,
pameran, festival kuliner, dan lain-lain.
Temu Penyair Nusantara
adalah acara sastra besar kedua yang diadakan di Aceh pada tahun ini.
Sebelumnya, di Banda Aceh telah digelar Temu Penyair 8 Negara pada 15-18 Juli
2016. Acara sastra 8 negara tersebut diwarnai peluncuran 27 judul buku puisi,
seminar, bedah buku dan kunjungan budaya
di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Bupati Aceh Barat HT
Alaidinsyah mememberi apresiasi tinggi terhadap acara Temu Penyair Nusantara
ini. Menurut dia, dunia literasi adalah sebuah indikator kemajuan dan kemampuan
sumber daya manusia. “Seharusnya sebuah bangsa yang maju, masyarakatnya harus
memiliki empat kemampuan budaya, yaitu budaya berbicara sistematis, mendengar
empati, budaya baca dan menulis kreatif,” ujarnya dalam pengantar buku “Pasie
Karam”.
Adapun Kepala Dinas
Kebudayaan & Pariwisata Aceh Reza Fahlevi menuliskan bahwa buku Pasie Karam
yang menghimpun puisi dari berbagai belahan Nusantara, termasuk Rusia, Malaysia
dan Singapura ini, “Adalah sebuah
cerminan bahwa Aceh sedang berupaya menjadikan dirinya think globaly, act
localy.”[Rls]