-->

Pojok Ramadhan : Sahur di Idi Seperti Puluhan Tahun Lalu

08 Juni, 2016, 22.37 WIB Last Updated 2016-06-08T15:37:32Z
Dini hari ini, kami sarapan sahur di sebuah sudut kota tua bernama paling singkat Idi. Kota bernama singkat lain ialah Soe di NTT. Seperti puluhan tahun lalu tatkala kami masih kecil, akrab dan bernuansa.

Banyak cerita yang terajut di negeri rempat kakek kami tinggal kemudian dikuburkan di sini. Rumah kami di Seuneubok Rambong sepagar dengan rumah orang tua Ridwan Abubakar (Nektu) anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh. Di sela-sela pohon kelapa yang ramah dan gemulai. Di depannya sebuah meunasah tempat tadarus dialunkan.

Sambil mengunyah makanan sahur dengan menu sederhana, beberapa nama tokoh asal Idi terlintas dalam pikiran saya. Ada Abdullah Puteh, mantan Gubernur Aceh, Usman Latif Jacob, tokoh pendidikan, politisi Golkar, dan penceramah yang mempesona. Juga Ismail Ben, politisi PPP, orang tua Iqbal Farabi. Dr Hanafiah, birokrat kesehatan dan politisi Golkar. Rektor Unsyiah Prof. Dr. Syamsul Rizal meski berasal dari Pidie dia lahir dan sekolah di Idi.

Diantara rangkaian itu semua, menyebut Idi (Ibukota Aceh Timur) tidak akan lengkap tanpa menyebut nama Husin yang kemudian dikenal dengan Tgk. Amir Husin Almujahid. Dia menjabat Ketua Pemuda Pusa (Persatuan Ulama Seluruh Aceh) di awal kemerdekan. Ketua Pusa ialah Daud Beureeh.

Saat itu kelompok ulama memburu kaum Uleebalang (Teuku) karena diduga akan ingin menjemput kembali Belanda setelah Jepang menyerah kalah pada Sekutu, 1945. Banyak kaum ninggrat menyingkir ke luar. Sebagian ditangkap dan dieksekusi.

Adalah Husin Almujahid yang menangkap Jenderal Mayor Teuku Nyak Arief , Residen Aceh. Pangkat Nyak Arief dilucuti dan dipasang di bahunya sendiri kemudian Teuku Nyak Arief dibuang ke suatu tempat.

Renungan kontemplatif ini berakhir ketika dari masjid terdengar lantunan ayat Quran. Sebentar lagi subuh tiba dan kita masuk hari ketiga berpuasa.

Tuhan, panjangkan umur kami agar dapat menyelesaikan perintah-Mu sebagaimana tercantum dalam surat Baqarah ayat 183.[Dikutip dari laman Facebook Barlian AW AW, Seorang Sastrawan Aceh]
Komentar

Tampilkan

Terkini