ACEH TAMIANG - Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Pengawas Korupsi
Republik Indonesia (LSM - KPK RI) Provinsi Aceh menyatakan sikap prihatin
terkait belum adanya upaya penyelesaian secara tuntas terhadap aksi 'mosi tidak
percaya' dari pihak masyarakat beserta sejumlah pejabat Kampung Paya Awe,
Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, terhadap ulah datok penghulu setempat yang
dikabarkan tidak transparan serta tidak pernah melibatkan masyarakat secara
umum pada saat pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun Anggaran 2015 lalu.
Patut diduga
bahwa pengelolaan ADD Kampung Paya Awe pada Tahun Anggaran 2015 kemarin telah
dimanipulasi dengan cara sepihak (penyalahgunaan wewenang_red) oleh datok
penghulu, Edi Junaidi beserta dengan sekdes dan juga bendahara kampung
setempat.
Hal tersebut diungkapkan
Kepala Departemen Bina Warga/Humas Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas
Pengawas Korupsi Republik Indonesia (LSM-KPK RI) Provinsi Aceh, Sayed Adam
kepada LintasAtjeh.com, Jum'at (16/6/2016).
Menurut Sayed,
bila pengelolaan Alokasi ADD Kampung Paya Awe Tahun Anggaran 2015 kemarin
dibongkar secara menyeluruh maka patut diduga bahwa sang datok penghulu beserta
sekdes dan bendahara, juga beberapa oknum pejabat lainnya akan terjerat dengan
berbagai indikasi kejahatan pidana. Termasuk indikasi tentang adanya kejahatan
pemalsuan laporan, bahkan tidak tertutup kemungkinan tentang adanya indikasi
pemalsuan tanda tangan, baik tanda tangan dari pihak masyarakat maupun tanda
tangan pihak pejabat kampung.
"Insya
Allah LSM-KPK RI Provinsi Aceh akan berupaya mendampingi masyarakat Kampung
Paya Awe untuk membongkarnya dengan harapan semoga nantinya pihak penegak hukum
dapat menyeret para oknum yang terlibat," terang Sayed.
Sayed juga
turut mengkritik sikap Ketua MDSK Kampung Paya Awe, Tengku Syamsul Bahri yang
terkesan plin-plan dalam menyikapi permasalahan pengelolaan ADD Tahun Anggaran
2015 kemarin.
Menurut Sayed,
pada saat rapat pertanggungjawaban dari datok penghulu terkait tidak
transparannya pengelolaan ADD di Kampung Paya Awe, dihadapan seluruh masyarakat
serta segenap pejabat kampung yang hadir dalam rapat, Tengku Syamsul Bahri
secara lantang menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua MDSK Kampung
Paya Aye.
Namun ironis,
saat ini beredar kabar bahwa secara diam-diam dan tanpa terlebih dahulu
pemberitahukan kembali secara resmi kepada pihak masyarakat, Tengku Syamsul
Bahri telah menduduki lagi jabatan Ketua MDSK Kampung Paya Awe.
"Bukankah
perilaku tersebut sangat hina sekali? Kenapa seorang sosok pemimpin yang
berilmu seperti Tengku Syamsul Bahri berani untuk menjilat kembali air ludah
yang sudah diludahkan sendiri?" pungkas Sayed Adam.[zf]