-->


Pengelolaan ADD Kampung Paya Awe Tidak Transparan, Sejumlah Pejabat Mengundurkan Diri

17 Juni, 2016, 18.03 WIB Last Updated 2016-06-17T11:13:27Z
ACEH TAMIANG - Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Pengawas Korupsi Republik Indonesia (LSM - KPK RI) Provinsi Aceh menyatakan sikap prihatin terkait belum adanya upaya penyelesaian secara tuntas terhadap aksi 'mosi tidak percaya' dari pihak masyarakat beserta sejumlah pejabat Kampung Paya Awe, Kecamatan Karang Baru, Aceh Tamiang, terhadap ulah datok penghulu setempat yang dikabarkan tidak transparan serta tidak pernah melibatkan masyarakat secara umum pada saat pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Tahun Anggaran 2015 lalu.

Patut diduga bahwa pengelolaan ADD Kampung Paya Awe pada Tahun Anggaran 2015 kemarin telah dimanipulasi dengan cara sepihak (penyalahgunaan wewenang_red) oleh datok penghulu, Edi Junaidi beserta dengan sekdes dan juga bendahara kampung setempat.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Departemen Bina Warga/Humas Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Pengawas Korupsi Republik Indonesia (LSM-KPK RI) Provinsi Aceh, Sayed Adam kepada LintasAtjeh.com, Jum'at (16/6/2016).

Menurut Sayed, bila pengelolaan Alokasi ADD Kampung Paya Awe Tahun Anggaran 2015 kemarin dibongkar secara menyeluruh maka patut diduga bahwa sang datok penghulu beserta sekdes dan bendahara, juga beberapa oknum pejabat lainnya akan terjerat dengan berbagai indikasi kejahatan pidana. Termasuk indikasi tentang adanya kejahatan pemalsuan laporan, bahkan tidak tertutup kemungkinan tentang adanya indikasi pemalsuan tanda tangan, baik tanda tangan dari pihak masyarakat maupun tanda tangan pihak pejabat kampung. 

"Insya Allah LSM-KPK RI Provinsi Aceh akan berupaya mendampingi masyarakat Kampung Paya Awe untuk membongkarnya dengan harapan semoga nantinya pihak penegak hukum dapat menyeret para oknum yang terlibat," terang Sayed.

Sayed juga turut mengkritik sikap Ketua MDSK Kampung Paya Awe, Tengku Syamsul Bahri yang terkesan plin-plan dalam menyikapi permasalahan pengelolaan ADD Tahun Anggaran 2015 kemarin.

Menurut Sayed, pada saat rapat pertanggungjawaban dari datok penghulu terkait tidak transparannya pengelolaan ADD di Kampung Paya Awe, dihadapan seluruh masyarakat serta segenap pejabat kampung yang hadir dalam rapat, Tengku Syamsul Bahri secara lantang menyatakan pengunduran dirinya dari jabatan Ketua MDSK Kampung Paya Aye.

Namun ironis, saat ini beredar kabar bahwa secara diam-diam dan tanpa terlebih dahulu pemberitahukan kembali secara resmi kepada pihak masyarakat, Tengku Syamsul Bahri telah menduduki lagi jabatan Ketua MDSK Kampung Paya Awe.

"Bukankah perilaku tersebut sangat hina sekali? Kenapa seorang sosok pemimpin yang berilmu seperti Tengku Syamsul Bahri berani untuk menjilat kembali air ludah yang sudah diludahkan sendiri?" pungkas Sayed Adam.[zf]
Komentar

Tampilkan

Terkini