IST |
JAKARTA -
Memasuki bulan Ramadhan, harga-harga kebutuhan pokok mulai meroket naik.
Diprediksi mendekati lebaran harga-harga akan terus menanjak. Fakta tersebut
membuktikan tim ekonomi rezim Jokowi-JK gagal total mengantisipasi fenomena
tahunan tersebut.
“Padahal sebelum puasa
Ramadhan, Presiden Jokowi sesumbar akan menekan harga sapi hingga Rp 80 ribu
per kilogram. Kenyataannya, harga daging sapi terus membumbung hingga Rp 130
ribu per kilogram,” demikian kata Sya’roni, Sekretaris Jenderal Himpunan
Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (HUMANIKA), Rabu (8/6/2016).
Akhirnya, sesumbar Jokowi
dijadikan olok-olok oleh publik. Seperti kata pedagang daging sapi, kalau mau
beli daging murah beli saja ke Jokowi. Inilah rezim yang antara janji dan
kenyataannya selalu meleset jauh.
Anehnya, menghadapi
situasi yang gawat tersebut, Menko Perekonomian Darmin Nasution jarang tampil
ke publik. Entah dimana keberadaannya dan apa yang dilakukannya! Hanya Menteri
Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Thomas Lembong yang harus
belepotan memberi penjelasan ke publik.
Padahal dalam situasi yang
demikian gawat mestinya Darmin Nasution tampil terdepan mengkoordinasikan
kebijakan antar menteri ekonomi, sehingga ditemukan solusi yang tepat dan
cepat.
“Tidak tampilnya Darmin
Nasution memaksa Presiden Jokowi harus tampil sendiri meskipun hanya bisa
mengumbar janji-janji akan segera menurunkan harga-harga,” sindir Sya’roni.
Inilah momentum yang tepat
bagi Presiden Jokowi untuk merombak tim ekonomi, terutama mengevaluasi
keberadaan Darmin Nasution sebagai Menko Perekonomian.
Sektor perekonomian
merupakan pos yang terpenting sehingga harus dipimpin oleh figur yang kapabel.
Menyerahkannya kepada figur yang tidak tepat hanya akan mengantarkan rakyat
kepada kesengsaraan seperti sekarang ini.
“Rakyat makin tercekik.
Ibu-ibu sudah berteriak-teriak. Saatnya Presiden bertindak cepat. Rombak tim
ekonomi dengan figur yang tepat,” pungkasnya.[Rls]