KUTACANE – Malam
lepas sambut Kapolres Aceh Tenggara AKBP Eko Wahyudi, SIK, dengan Kapolres Aceh
Tenggara yang baru, AKBP Drs. Edi Bastari, MSi, berlangsung sukses. Acara
digelar di Pendopo Bupati Aceh Tenggara, Jumat (10/6/2016) kemarin.
AKBP Eko Wahyudi, SIK yang
sudah menjabat sebagai Kapolres Agara sejak 1 Oktober 2014 silam, akan
berpindah tugas menjadi Kapolres Aceh Tengah. Selama bertugas di Aceh Tenggara,
Eko mengaku takjub dengan tradisi yang mengedepankan musyawarah mufakat di Aceh
Tenggara.
"Tidak terasa waktu
begitu cepat berlalu, saya sudah bertugas di Aceh Tenggara ini sejak 1 Oktober
2014. Aceh Tenggara ini masyarakatnya majemuk, tapi semua permasalahan bisa diselesaikan
dengan musyawarah mufakat," ujar Eko Wahyudi.
Eko mengaku merasa senang
selama bertugas di Aceh Tenggara. Sebab, Bupati Hasanuddin Broeh yang disebutnya
Pak Ngah telah berbuat baik kepada pihak Polres Aceh Tenggara. Dengan kebijakan
Pak Ngah, dibangunlah gedung Mapolres Agara yang akan rampung pada September
mendatang.
"Dulu ketika saya
datang bertugas disini, saya dibilang kecil-kecil, imut-imut. Tapi sekarang
berat badan saya naik drastis. Hal yang paling berkesan, gedung Mapolres Aceh
Tenggara kini sudah dibangun. Mudah-mudahan
di bulan September sudah bisa dioperasikan," kata Eko Wahyudi.
Menurut Eko, gedung baru
Polres Agara yang kini sedang dibangun itu merupakan salah satu gedung Polres
termegah se-Kabupaten/Kota Aceh. Oleh karenanya, Eko mengaku sangat
mengapresiasi, sehingga ia sudah merasa menjadi bagian dari masyarakat Aceh
Tenggara dan bahkan sebagai putra Aceh Tenggara.
Terkait rumor yang
mengatakan bahwa kepindahan Eko ke Aceh Tengah akibat dari kegagalan menangani
sebuah kasus di Aceh Tenggara, Eko membantah. Sebab, menurut Eko, dirinya sudah
mendapat informasi dari Mabes Polri sejak Desember lalu, sehingga kepindahannya
dianggap sebagai bagian dari rotasi jabatan di jajaran Perwira Polri.
Sementara itu, AKBP Drs. Edi
Bastari, MSi, dalam sambutannya mengatakan, untuk menyukseskan tugas sebagai
pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat, dia meminta kerjasama dari semua
pihak, terutama masyarakat. Karena, tanpa peran masyarakat, menurutnya tugas polres
tidak akan berjalan lancar.
Disamping itu, Edi juga
meminta kepada Bupati Aceh Tenggara Hasanuddin Broeh yang juga disebutnya Pak
Ngah, agar membimbing, menasehati dirinya dalam menjalankan tugas. Namun, untuk
independensi, Edi meminta tidak ada siapapun yang bisa mengintervensinya dalam
tugas sesuai amanat undang-undang.[SA]