BIREUEN –Tim USAID
PRIORITAS Aceh beberapa waktu lalu
melakukan pertemuan dengan unsur fasilitator
daerah Kabupaten Bireuen untuk
mengevaluasi capaian dan tantangan terhadap sekolah mitra yang selama ini di
asistensi. Kemudian secara bersama
kembali menyusun jadwal pelatihan program ‘Buku
Bacaan’ berjenjang di sekolah non
mitra.
Selanjutnya, Selasa (14/6/216) kemarin, USAID
Prioritas Aceh juga bersama Dinas P dan K serta Kakenmenag Bireuen mengevaluasi
kemajuan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada delapan sekolah di Bireuen.
Delapan sekolah tersebut sejak tahun 2012 lalu dibina dan didampingi oleh USAID
Prioritas Aceh dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Kedelapan sekolah tersebut
adalah SMPN 1 Samalanga, SMPN 1 Jeunieb, SMPN 2 Bireuen, SMPN 3 Peusangan, MTsN
Matanggelumpang, Dua Peusangan, MTsN Peudada, dan MTsN Bireuen.
Kadis
P dan K Bireuen, Drs.
Nasrul Yuliansyah,
M. Pd, dalam pertemuan di Hotel
Graha Buana Bireuen mengatakan delapan sekolah itu diharapkan menjadi contoh
dalam peningkatan mutu pendidikan dan nanti bisa dikembangkan ke sekolah lain.
“Kepala
sekolah jangan terjebak rutinitas, tapi harus mampu melakukan berbagai langkah
evaluasi, monitoring, dan kegiatan lainnya agar program kerja sama ini berjalan
dengan baik,” harapnya.
Dalam
pertemuan stakeholder meeting
tersebut, turut hadir Mukhlis
Hamid, Spesialis Pembelajaran Tingkat SMP/MTsN USAID Prioritas Aceh, dimana dalam paparannya mengatakan Kabupaten Bireuen sebagai
eks DBE yang jauh sebelumnya sudah didampingi Bidang Pendidikan dan dilanjutkan
dengan USAID PRIORITAS sudah mencapai empat tahun dengan penambahan program
buku Bacaan Berjenjang (B3).
Dalam
pertemuan tersebut masing-masing kepala sekolah memaparkan kemajuan yang
dicapai dan kendala yang dihadapi dalam menjalankan program kerja sama itu.
Kadis
P&K Bireuen juga mehimbau kepada setiap kepala sekolah Binaan USAID
PRIORITAS supaya tidak mendiamkan masalah dan hambatan yang terjadi,
dikatakannya juga untuk kedepan akan sering dilakukan rapat berkala untuk
penguatan manajemen dan penentuan target yang jelas
.
“Waktu
kerja sama yang tersisa setahun lagi kita harapkan dapat dimanfaatkan untuk
mencapai hasil maksimal dalam memajukanpendidikan di Bireuen,” pungkas Nasrul.[Rls]