BANDA
ACEH
- Sikap protes segelintir kader Golkar Aceh terhadap keputusan Dewan Pimpinan
Pusat Partai Golkar terkait penetapan M. Saleh menjadi Wakil Ketua DPR Aceh
menggantikan Sulaiman Abda sangat berlebihan dan terkesan sengaja untuk menciptakan
konflik baru di dalam internal partai.
Pernyataan tersebut
disampaikan pengurus DPD II Partai Golkar Kabupaten Aceh Besar, Hamidi Usman
kepada LintasAtjeh.com, Selasa (21/6/2016) kemarin, menanggapi sikap penolakan
salah seorang kader Golkar yang dianggapnya "Anak Kemarin Sore".
Menurut Hamidi Usman,
muncul pernyataan membangkang keputusan DPP Golkar, dianggapnya sebagai
provokasi mengingat pasca Munaslub Partai Golkar telah sepakat dengan slogan
"Badai telah berlalu, Partai Golkar sudah bersatu".
"Jadi bagi yang
memunculkan konflik baru itu adalah provokator yang selalu tidak menginginkan Partai
Golkar bersatu untuk merajut kejayaan kembali," kata Hamidi Usman.
Selaku kader, dia merasa
sedih dan prihatin melihat kader-kader muda yang ada dalam pengurus Golkar Aceh
sekarang selalu menciptakan sikap arogannya.
"Setahu saya alasan
yang saudara Hendra Budian sampaikan di salah satu media online lokal baru-baru
ini seperti orang yang baru berpolitik yang mengatakan saudara Muhammad Saleh
bukan pengurus Partai Golkar dan tak layak jadi pimpinan dewan," ujar
Hamidi Usman.
"Pak Jokowi bukan
pengurus partai tapi kok bisa dicapreskan," banding dia lagi.
Menurut dia, apa yang
dikatakan kader muda itu tidak berdasar dan terkesan membangun opini negatif
seakan-akan M. Saleh bukan pengurus Partai Golkar.
"Setau saya, waktu diusulkan
reposisi sesuai SK yang ditandatangani Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar
Aburizal Bakrie, Sekretaris Idrus Marham dan dari Golkar Aceh, Pimpinan Partai
Golkar Aceh saat itu, Ketua Muhammad Yusuf Ishaq, Sekretaris Muntasir Hamid dan
Bendahara Faisal Osman. Sedangkan jabatan Muhammad Saleh saat itu wakil
Sekretaris DPD I Golkar Aceh," urainya gamblang.
Hamidi Usman dengan tegas
meminta kepada Ketua DPD I Partai Golkar Aceh saat ini untuk dapat menertibkan
kader-kader yang coba menjadi provokator baru dan terus memecah belah partai
berlambang beringin itu.
"Saya, selaku kader
merasa sedih dan prihatin melihat kader-kader muda yang ada dalam pengurus
Golkar sekarang selalu menciptakan permusuhan, seharusnya pimpinan sekarang
dapat menertibkannya," harap Hamidi Usman dengan tegas.[DW]