-->

Gudang Senjata dan Amunisi Militer Sri Lanka Meledak

06 Juni, 2016, 21.35 WIB Last Updated 2016-06-06T14:35:56Z
IST
KOLOMBO - Kebakaran dan ledakan hebat terjadi di gudang senjata dan amunisi militer di kamp militer, dekat ibu kota Sri Lanka, Kolombo, Minggu (5/6) malam. Akibat kejadian itu, satu orang petugas militer tewas, dan sejumlah orang mengalami luka-luka. Ribuan orang telah dievakuasi dari sekitar lokasi kejadian yang berjarak sekitar 35 kilometer sebelah timur dari Kolombo.

Juru bicara militer, Brigjen Jayanath Jayaweera mengatakan setelah kebakaran terjadi di kamp militer Salawa, api menyebar ke gudang amunisi dan memicu ledakan hebat. Personel militer dari angkatan darat dan angkatan udara telah dikerahkan untuk memadamkan api.Hingga kini, belum diketahui apa yang menyebabkan kebakaran tersebut.

“Kami telah menutup jalan dan meminta semua warga untuk mengungsi dengan pertimbangan keselamatan mereka,” ujar seorang perwira polisi di lokasi kejadian.

Menteri Hukum dan Ketertiban Sagala Ratnayake menambahkan warga yang tinggal dalam radius satu kilometer dari kamp militer Salawa diminta untuk mengungsi. Dikatakan, kebakaran bermula dari sebuah depot senjata kecil dan kemudian telah menyebar ke depot lain, tempat penyimpanan senjata berat amunisi artileri disimpan.

Menurut warga setempat, ledakan di kamp militer di Salawa berlangsung selama lebih dari lima jam dan terdengar lebih dari 12 km jauhnya. Otoritas Sri Lanka telah memerintahkan departemen kepolisian untuk melakukan penyelidikan kriminal atas insiden ini.

Stasiun televisi lokal menayangkan pecahan roket granat (RPG) dan pecahan peluru tercecer di tengah jalan. Langit malam itu tampak cerah dengan warna cahaya oranye saat kebakaran besar mengamuk. Lokasi mengalami guncangan setiap beberapa menit. Pecahan senjata dan puing-puing terlontar hingga sejauh tiga kilometer.

Para pejabat menyatakan Senin (6/6) dinyatakan sebagai hari libur untuk sekolah dan kantor-kantor pemerintah di dekat lokasi kejadian.

“Ada senjata berat seperti artileri yang disimpan dekat lokasi kejadian tapi kerusakan masih belum diketahui,” ujar Ratnayake.[AP/AFP/Reuters/SuaraPembaruan]
Komentar

Tampilkan

Terkini