-->

Bersastra Di Bulan Suci Ramadhan

03 Juni, 2016, 23.44 WIB Last Updated 2016-06-03T16:45:31Z
IST
Salah satu rukun Islam adalah berpuasa pada bulan Ramadhan. Di bulan ini, seluruh umat Islam yang sudah akil baligh diwajibkan untuk berpuasa. Kecuali jika sedang berhalangan dan dalam keadaan sakit, boleh tidak berpuasa dan wajib menggantinya pada hari lain di luar bulan Ramadhan. Begitulah aturan berpuasa dalam agama Islam.

Bulan Ramadhan sudah di depan mata. Tidak terasa bulan suci bagi umat Islam ini sudah kembali menyapa. Selama sebulan penuh, umat Islam akan menahan diri dari makan dan minum. Selain itu, hawa nafsu juga menjadi satu hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan ibadah puasa. Sering kali hawa nafsu menjadi alasan batalnya puasa. Sehingga hawa nafsu harus sangat diperhatikan dalam berpuasa agar tidak membatalkan puasa.

Selama bulan Ramadhan, banyak hal-hal yang jarang ditemukan di bulan lain. Bahkan hampir tidak ada. Contoh yang paling utama adalah ibadah tarawih bersama, tadarus Al-Qur’an, makanan bukaan atau sering disebut takjil, berdakwah tentang agama dan lain sebagainya. Semua hal tersebut di atas hampir tidak ada yang dilakukan di bulan lain selain Ramadhan.

Dalam artikel ini, pembahasan akan mengacu kepada kegiatan berdakwah. Dakwah tidak harus selalu dilakukan dengan berbicara di depan banyak orang. Tidak selalu harus berhadapan dengan pendengar dakwah. Di era modern seperti saat ini, teknologi sudah semakin memudahkan dan mendukung untuk akses dakwah. Hampir semua orang menggunakan teknologi, khususnya akun media sosial. Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Bahkan tak jarang dijumpai orang yang dapat dikategorikan sudah tua masih menggunakan berbagai akun sosial media.

Akun sosial terkenal seperti Facebook, Instagram dan Twitter adalah beberapa contoh dari akun sosial. Sebagian besar dari pengguna akun tersebut sudah mengalihkan fungsi akun sebagai media hiburan dan komunikasi menjadi sarana berdakwah. Banyak para pendakwah terkenal yang sering mengisi acara di televisi memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah yang mudah untuk diakses.

Berbicara tentang dakwah melalui media sosial, pasti berkaitan dengan kata-kata. Dakwah tersebut pasti akan lebih menarik jika susunan rangkaian katanya menggunakan diksi yang tepat. Hal ini berpengaruh untuk lebih membuat si pembaca tersentuh dengan kata-kata yang berisikan dakwah. Dalam hal ini, diksi merupakan bagian dari sastra. Berdakwah dapat dikatakan juga bagian dari sastra. Karena tulisan yang termuat dalam dakwah merupakan bagian dari pilihan kata yang terdapat dalam sastra.

Sebagai contoh, saat ini berdakwah lebih banyak dilakukan melalui media sosial Instagram. Menyambut bulan suci Ramadhan, sangat banyak akun Instagram yang mengatasnamakan media dakwah Islam. Semua postingan yang ada di dalam akun tersebut berisi dakwah melalui tulisan. Bila diperhatikan, setiap postingan yang ada selalu menggunakan diksi ataupun kata-kata kiasan.

Selain berupa tulisan, terdapat juga beberapa akun yang berdakwah melalui video. Video itu berisi gambar dan tulisan-tulisan yang ditujukan agar si pembaca atau yang melihat postingan tersebut merenungi isi dari video yang diunggah. Tidak jarang respon positif di dapat dari pengguna Instagram lain melalui komentar-komentar mereka yang mendukung kegiatan dakwah melalui media sosial ini.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, berdakwah tidak harus selalu melalui komunikasi dua arah (berhadapan langsung antara si pendakwah dan pendengar). Melalui tulisan juga bisa dikategorikan berdakwah, selama isi dari tulisan tersebut mengarah kepada nasehat dan bisa menjadi bahan renungan tersendiri bagi pembaca. Saat ini, tulisan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan untuk bacaan saja. Tulisan merupakan bagian dari sastra yang sudah bermanfaat menjadi media dakwah. Tentunya melalui media sosial hasil teknologi masa kini.

Sastra merupakan suatu hal yang memiliki cakupan luas. Tidak hanya sebagai ilmu, sastra juga dapat berfungsi sebagai media hiburan dan dakwah. Sastra juga tidak mengenal tempat dan waktu. Tidak ada batasan untuk posisi sastra. Dalam tulisan ini, sastra dihubungkan dengan bulan Ramadhan. Dapat dikatakan bahwa ini adalah salah satu moment yang pas. Sastra digunakan dalam membentuk tulisan yang menarik dan menyentuh untuk berdakwah di bulan yang akan menjadi bulan penuh berkah bagi umat Islam. Ini adalah salah satu bukti bahwa sastra adalah bidang yang mempunyai kedudukan dimana saja dan kapan saja.

Penulis : Lingga Maisyura (Mahasiswi Semester 4 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara)
Komentar

Tampilkan

Terkini