IST |
Salah
satu rukun Islam adalah berpuasa pada bulan Ramadhan. Di bulan ini, seluruh
umat Islam yang sudah akil baligh diwajibkan untuk berpuasa. Kecuali jika
sedang berhalangan dan dalam keadaan sakit, boleh tidak berpuasa dan wajib
menggantinya pada hari lain di luar bulan Ramadhan. Begitulah aturan berpuasa
dalam agama Islam.
Bulan
Ramadhan sudah di depan mata. Tidak terasa bulan suci bagi umat Islam ini sudah
kembali menyapa. Selama sebulan penuh, umat Islam akan menahan diri dari makan
dan minum. Selain itu, hawa nafsu juga menjadi satu hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan ibadah puasa. Sering kali hawa nafsu menjadi alasan batalnya
puasa. Sehingga hawa nafsu harus sangat diperhatikan dalam berpuasa agar tidak
membatalkan puasa.
Selama
bulan Ramadhan, banyak hal-hal yang jarang ditemukan di bulan lain. Bahkan
hampir tidak ada. Contoh yang paling utama adalah ibadah tarawih bersama,
tadarus Al-Qur’an, makanan bukaan atau sering disebut takjil, berdakwah tentang
agama dan lain sebagainya. Semua hal tersebut di atas hampir tidak ada yang
dilakukan di bulan lain selain Ramadhan.
Dalam
artikel ini, pembahasan akan mengacu kepada kegiatan berdakwah. Dakwah tidak
harus selalu dilakukan dengan berbicara di depan banyak orang. Tidak selalu
harus berhadapan dengan pendengar dakwah. Di era modern seperti saat ini,
teknologi sudah semakin memudahkan dan mendukung untuk akses dakwah. Hampir
semua orang menggunakan teknologi, khususnya akun media sosial. Mulai dari
anak-anak, remaja hingga dewasa. Bahkan tak jarang dijumpai orang yang dapat
dikategorikan sudah tua masih menggunakan berbagai akun sosial media.
Akun
sosial terkenal seperti Facebook, Instagram dan Twitter adalah beberapa contoh
dari akun sosial. Sebagian besar dari pengguna akun tersebut sudah mengalihkan
fungsi akun sebagai media hiburan dan komunikasi menjadi sarana berdakwah.
Banyak para pendakwah terkenal yang sering mengisi acara di televisi
memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah yang mudah untuk diakses.
Berbicara
tentang dakwah melalui media sosial, pasti berkaitan dengan kata-kata. Dakwah
tersebut pasti akan lebih menarik jika susunan rangkaian katanya menggunakan
diksi yang tepat. Hal ini berpengaruh untuk lebih membuat si pembaca tersentuh
dengan kata-kata yang berisikan dakwah. Dalam hal ini, diksi merupakan bagian
dari sastra. Berdakwah dapat dikatakan juga bagian dari sastra. Karena tulisan
yang termuat dalam dakwah merupakan bagian dari pilihan kata yang terdapat
dalam sastra.
Sebagai
contoh, saat ini berdakwah lebih banyak dilakukan melalui media sosial
Instagram. Menyambut bulan suci Ramadhan, sangat banyak akun Instagram yang
mengatasnamakan media dakwah Islam. Semua postingan yang ada di dalam akun
tersebut berisi dakwah melalui tulisan. Bila diperhatikan, setiap postingan
yang ada selalu menggunakan diksi ataupun kata-kata kiasan.
Selain
berupa tulisan, terdapat juga beberapa akun yang berdakwah melalui video. Video
itu berisi gambar dan tulisan-tulisan yang ditujukan agar si pembaca atau yang
melihat postingan tersebut merenungi isi dari video yang diunggah. Tidak jarang
respon positif di dapat dari pengguna Instagram lain melalui komentar-komentar
mereka yang mendukung kegiatan dakwah melalui media sosial ini.
Seperti
yang sudah disebutkan diatas, berdakwah tidak harus selalu melalui komunikasi
dua arah (berhadapan langsung antara si pendakwah dan pendengar). Melalui tulisan
juga bisa dikategorikan berdakwah, selama isi dari tulisan tersebut mengarah
kepada nasehat dan bisa menjadi bahan renungan tersendiri bagi pembaca. Saat
ini, tulisan tidak hanya berfungsi sebagai hiburan untuk bacaan saja. Tulisan
merupakan bagian dari sastra yang sudah bermanfaat menjadi media dakwah.
Tentunya melalui media sosial hasil teknologi masa kini.
Sastra
merupakan suatu hal yang memiliki cakupan luas. Tidak hanya sebagai ilmu,
sastra juga dapat berfungsi sebagai media hiburan dan dakwah. Sastra juga tidak
mengenal tempat dan waktu. Tidak ada batasan untuk posisi sastra. Dalam tulisan
ini, sastra dihubungkan dengan bulan Ramadhan. Dapat dikatakan bahwa ini adalah
salah satu moment yang pas. Sastra digunakan dalam membentuk tulisan yang menarik
dan menyentuh untuk berdakwah di bulan yang akan menjadi bulan penuh berkah
bagi umat Islam. Ini adalah salah satu bukti bahwa sastra adalah bidang yang
mempunyai kedudukan dimana saja dan kapan saja.
Penulis
: Lingga Maisyura (Mahasiswi Semester 4 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara)