BANDA ACEH – “Buang saja
bendera, lebih penting perut rakyat dulu, dari pada sibuk masalah bendera”.
Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Mantan Menteri Pertahanan GAM yang juga
calon Gubernur Aceh, Zakaria Saman atau yang akrab disapa Apa Karya. Namun
anehnya, pendapat Apa Karya ditanggapi negatif dan dianggap menghina bendera
Bulan Bintang. Apa Karya juga diminta untuk minta maaf, dan Zakaria Saman
dianggap sudah jawai.
“Aneh ketika pendapat
Zakaria Saman tersebut dianggap menghina bendera Bulan Bintang dan Zakaria
Saman dianggap sudah jawai. Sangat lucu ini!” demikian kata Ketua DPP Syedara
Apa Karya, Safrizal menyikapi persoalan pernyataan Zakaria Saman kepada
LintasAtjeh.com melalui siaran persnya, Minggu (15/5/2016).
Menurut juru bicara Partai
Aceh Medelat (AM) ini, sebenarnya mereka tidak memahami dari pernyataan Zakaria
Saman. Seharusnya mereka bisa melakukan kajian secara mendalam makna dibalik
pernyataan itu, utamakan yang lebih penting, artinya kesejahteraan masyarakat
serta terpenuhinya lapangan pekerjaan bagi generasi Aceh jauh lebih penting,
ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
“Jadi yang jawai siapa?
Mereka yang mengkritik tanpa solusi atau Zakaria Saman yang mengkritik penuh
dengan solusi?” sindirnya.
Lanjut dia, pertemuan
terakhir antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah Pusat, diminta agar Aceh
melakukan perubahan pada bendera Bulan Bintang. Ini artinya Pemerintah Pusat
tidak menerima bendera yang sudah disahkan Pemerintah Aceh bersama DPRA tersebut
untuk dijadikan bendera provinsi.
“Pemerintah Pusat tidak
menerima bendera tersebut, maka Zakaria Saman menawarkan Bendera Alam Peudeng
yang berwarna merah sebagai solusi. Bendera itu juga penuh dengan makna dan
historis rakyat Aceh, supaya masalah bendera terselesaikan dan Aceh memiliki
bendera sendiri sebagai simbol kekhususan yang bermartabat,” pungkas Syafrizal.[red]