LANGSA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Langsa
menyambut moment Hari Buruh (May Day) dengan menggelar diskusi lintas media di
Kantor Aji Kota Langsa, Minggu (1/5/2016).
Dalam diskusi lintas media tersebut terungkap bahwa dari dua ratusan pekerja media di 3
Kabupaten/Kota yakni Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang hanya 30% yang
menerima gaji dari perusahaan medianya, tanpa asuransi kesehatan dan jaminan
sosial lainnya.
“Kita maunya digaji perbulan, jangan dibayar perberita, dan
disediakan asuransi,” ujar Said Maulana yang selama ini bekerja sebagai
kontributor TVRI.
Sementara, Mustafa
seorang pekerja media yang lain menambahkan, tak dibayar upah layak
terhadap pekerja media sangat rawan terjerumus ke arah kesesatan, kebutuhan
hidup dan ketidaktersediaan lapangan kerja banyak orang yang melirik posisi bekerja di media.
Sehingga menjadikan media sebagai ajang bisnis, bukannya bekerja sesuai kaedah
jurnalistik, bahkan rentan terjadi pelanggaran.
Dia menambahkan, kondisi seperti itu sangat memprihatinkan, hendaknya pemerintah selaku penguasa dapat mempertegas dan memanggil perusahaan
media untuk memastikan mereka memberikan upah yang layak terhadap pekerjanya.
Selain itu perusahaan media juga diharapkan dalam melakukan rekrutmen
pekerjanya khusus reporter atau wartawan harus mengedepankan kemampuan dan
etika dasar yang dimiliki oleh para calon rekrutan, sehingga kedepan akan
melahirkan jurnalis profesional.
Aji Langsa Buka Training Jurnalistik Gratis
Beriring dengan acara diskusi tersebut, AJI Kota Langsa juga
mendeklarasi pembukaan Training Jurnalistik gratis untuk kalangan wartawan
muda, mahasiswa dan kalangan umum untuk tiga Kabupaten/kota (Aceh Timur, Aceh
Tamiang, dan Kota Langsa).
Ketua Aji Kota Langsa, Imran, MA mengatakan pelaksanaan
training tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas jurnalis dalam
menjalankan tugasnya. Training itu juga diharapkan akan memberikan kontribusi
dalam rangka persiapan sejumlah jurnalis menghadapi Uji Kompetensi sebagai
salah satu syarat harus dimiliki oleh para pekerja media.
“Training ini bebas untuk siapa saja yang ingin belajar dan
mengetahui ilmu jurnalistik, termasuk kalangan umum,” terang Imran.
Dia merincikan training ini berlangsung berkelanjutan
tergantung kelas, kelas wartawan, kelas umum dan kelas mahasiswa.[red]