-->

Menteri Retno Bocorkan Lokasi Empat WNI yang Disandera Abu Sayyaf

03 Mei, 2016, 09.36 WIB Last Updated 2016-05-03T02:36:55Z
IST
JAKARTA - Setelah sukses memulangkan sepuluh warga negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) Brahma 12 dengan selamat, fokus pemerintah kini tercurah ke nasib empat WNI yang masih disandera kelompok Abu Sayyaf.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, upaya pembebasan yang kedua itu dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan menelepon Presiden Filipina Benigno Aquino III

Namun, hingga rapat yang berlangsung sejam itu selesai, hampir seluruh pejabat yang hadir enggan menjelaskan dengan cara apa pembebasan empat sandera WNI tersebut dilakukan.

Luhut hanya menegaskan bahwa pembebasan sandera murni dikendalikan pemerintah Indonesia.

Saat melepas 10 WNI yang selamat ke keluarga di kantor Kemenlu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia sudah mengetahui lokasi penyanderaan empat WNI itu.

Lokasi tersebut pun saat ini terus dipantau. ''Pemerintah menggunakan seluruh opsi untuk membebaskan empat WNI. Pemerintah tidak akan membayar tebusan kepada penyandera. Lokasi empat WNI itu terpantau dari waktu ke waktu,'' katanya.

Empat WNI yang saat ini masih disekap kelompok Abu Sayyaf adalah ABK kapal tunda TB Henry dan anak buah kapal Tongkang Cristi.

Mereka adalah Moch. Ariyanto Misnan, warga Taman Narogong Indah, Rawalumbu, Bekasi; Dede Irfan Hilmi, asal Pangandaran, Jawa Barat; Samsir, warga Jalan Gajah Mada 21, Kelurahan Karang Anyar Pantai, Tarakan; serta Loren Marinus Petrus.

Kapal mereka dibajak saat berada dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, 15 April lalu. Sebetulnya, total ada 10 WNI dalam dua kapal tersebut. Namun, saat kelompok bersenjata membajak, terjadi perlawanan. Satu orang tertembak, lima selamat, dan empat diculik. [JawaPos]
Komentar

Tampilkan

Terkini