BANDA ACEH – Terkait
Sekolah PAKAR Aceh (Pusat Analisis
Kajian dan Advokasi Rakyat Aceh) yang telah memasuki minggu ketiga, yang mana
kegiatan pada hari ini Sabtu (14/5/2016) lalu, diisi dengan materi Gender
mendapat antusias dari para peserta dan pemateri Sekolah PAKAR Aceh, DR. Syarifah Rahmatillah
selaku pemateri masalah Gender
mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan tersebut.
Menurutnya, Sekolah PAKAR
ini harus juga ditiru oleh komunitas lain, minimal ini ada gambaran lain bagi
mahasiswa. Selain dia harus terus belajar di kampus, dia akan memiliki
kecerdasan sosial, dikarenakan keseluruhan dari materi seperti ini jarang yang
didapat di kampus secara berkelanjutan.
“Sebenarnya point inilah
yang paling mahal dan ini harus dikembangkan terus. Dikarenakan menciptakan
mahasiswa yang hanya pintar dan nilai tertinggi di kampus itu tidak ada gunanya
jika tidak memiliki kecerdasan sosial. Hal ini didapat di dalam pertemuan-pertemuan
seperti ini,” kata DR. Syarifah Rahmatillah.
Disamping itu juga, materi
tentang Gender sangat penting dikarenakan selama ini sangat banyak terjadinya
ketidakadilan Gender di dalam
masyarakat dan bernegara.
”Pentingnya bagi kalangan
mahasiswa dan masyarakat umum dalam memahami permasalahan Gender ini, dikarenakan
selama ini seringnya terjadi ketidakadilan Gender ditengah-tengah masyarakat
dan Negara. Masalah ini tidak bisa dirubah pada pucuknya, harus dirubah lewat
akarnya. Akarnya itu dimulai dari sekarang, dengan mensosialisasikan
permasalahan Gender ini ditengah-tengah masyarakat. Ini harus dimainstreamkan
dengan materi-materi lainnya supaya tidak timpang,” tambahnya.
Menurut Handika
Rizmajar selaku Ketua Panitia Sekolah
PAKAR sekaligus Pengurus DPP PAKAR ACEH pihaknya selaku penyelenggara Sekolah
PAKAR akan terus menambahkan materi-materi lainnya yang lebih cukup
pentingnya berkenaan dengan permasalahan-permasalahan
sosial.
“Kami akan terus memasukkan materi-materi yang
lebih pentingnya yang harus dipahami oleh para peserta yang tidak lain
merupakan mahasiswa-mahasiswa agar kedepan ilmu yang mereka dapatkan bisa diaplikasikan
secara nyata di tengah-tengah masyarakat tentunya. Terkait materi Gender, harus
ada pemahaman yang mendalam yang mesti dianalisa oleh para peserta agar tidak
menjadi timpang nantinya. Sejauh ini saya sangat mengapresiasi kepada para
peserta yang dengan leluasa dan seksama dalam memahami dan mengikuti materi
yang dipaparkan oleh para pengajar di sekolah PAKAR ini,” tutupnya.[red]