LHOKSUKON – Banyaknya sampah di pantai Bantayan kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh
Utara menyedot perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali para Mahasiswa STAIN
Malikussaleh yang sedang mengikuti Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di
Kecamatan Seunuddon. Perhatian itu pun diwujudkan dalam bentuk gotong royong
membersihkan sampah di pinggir pantai Bantayan, Minggu (29/05/2016).
Camat
KPM Kecamatan Seunuddon, Al Khalis, kepada Wartawan menjelaskan acara
membersihkan sampah ini bertujuan agar program mengkutip sampah yang dilaksanakan oleh mahasiswa KPM dari STAIN Malikussaleh gelombang kedua ini dapat
mengajak masyarakat secara tidak langsung agar peduli terhadap lingkugan tempat
wisata yang ada di Aceh Utara, khususnya tempat wisata Bantayan
"Acara membersihkan pantai Bantayan ini kita lakukan agar pengunjung bisa peduli
terhadap lingkugan, di mana tempat wisata ini adalah salah satu tempat yang
indah untuk mengajak keluarga untuk berkreasi, apalagi di hari
ini (Minggu-red), pengunjung pantai
Bantayan sangat banyak, semoga kedepan pengunjung peduli terhadap
lingkugan," ujar Alkhalis.
Sambung
dia, mengingat objek wisata Bantayan ini sangat indah dan patut untuk dilestarikan agar masyarakat dapat merasakan keindahan masyarakat.
"Pantai Bantayan memang sangat indah, dan keindahan laut Bantayan pun tak kalah
indah dengan laut yang ada di Aceh, semoga masyarakat Aceh yang berkunjung ke
pantai bantayan dapat merasakan keindahan laut bantayan dan juga masyarakat
yang ada di daerah pesisir Bantayan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat," tukasnya.
Pj. Geuchik
Bantayan Mansur menyambut baik langkah yang
dilakukan oleh mahasiswa STAIN Malikussaleh dalam membersihkan pantai Bantayan.
“Apa
yang dilakukan oleh mahasiswa maupun mahasiswa STAIN Malikussaleh merupakan
bentuk kepedulian untuk menjaga kebersihan lingkungan khususnya Pantai
Bantayan,” katanya.
Amatan LintasAtjeh.com di lapagan, ratusan mahasiswa KPM STAIN Malikussaleh
mulai membersihkan sampah pantai mulai dari ujung timur sampai ke ujung barat,
sampah yang dikumpulkan lalu dibakar di pinggir pantai dikarenakan tak ada
tempat penampugan sampah. [Khaini]