-->

KLH Sebut Muspika Membiarkan Kota Pantonlabu Semrawut

07 Mei, 2016, 16.20 WIB Last Updated 2016-05-07T09:21:14Z
LHOKSUKON - Meski kotanya kecil, tetapi Pantonlabu sudah termasuk kota maju yang mampu menghasilkan banyak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tapi sayangnya kota yang terletak diujung bagian timur Kabupaten Aceh Utara ini tampaknya masih sangat semrawutnya. Semua salah siapa?

"Semrawutnya Kota Pantonlabu bukan salah masyarakat. Mereka tidak salah. Karena kalau Muspika mampu membina kota ini, tentu tidak demikian," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Aceh Utara, Nuraina, SKM, M.Si, kepada wartawan, Sabtu (07/05/2016).

Nuraina mengatakan, semrawutnya kota yang satu ini terlihat dari ketidaktertiban pedagang kaki lima (Pkl), parkiran yang tidak teratur dan berbagai persoalan lainnya. Sehingga dengan kondisi seperti ini membuat kawasan tersebut bisa menimbulkan kesan kumuh.

"Kenyamanan masyarakat untuk mendapatkan udara yang segar dan mendapatkan lingkungan hidup yang berkualitas itu tidak ada lagi di Jambo Aye. Disisi lain padahal kalau kota itu tertib tentu PAD bakal bertambah. Intinya tetib itu adalah uang. Ditertibkan dulu baru dapat uang, jangan uang dulu baru diterbitkan," ujarnya.

Menurutnya, persoalan ini adalah murni tanggung jawab Muspika setempat. Tetapi, kata dia, Muspika Tanah Jambo Aye seperti membiarkan kota ini semrawut. Dalam hal ini, keberadaan KLH untuk bertindak mengurus Kota Pantonlabu sangat terbatas. Seharusnya Satpol-PP, Camat, Kapolsek dan Koramil setempat yang membinanya.

"Ini saya lihat Camat seperti mengkambinghitamkan premanisme. Sementara Polsek kadang kalau kita minta bantu tidak berani bertindak takut beresiko. Kalau Koramil nampaknya tidak memiliki aspek penuh dalam hal ini," ujarnya sembari mencontohkan kota Pantonlabu yang bersih saat masa Kapolsek Ibrahim Prades.

Masalah semrawut Kota Pantonlabu, menurutnya tidak bisa disalahkan masyarakat. Karena masyarakat di Jambo Aye, masyarakat patuh, taat-taat dan berbudaya yang islami.

Menyangkut hal ini, KLH Aceh Utara sendiri juga belum tau persis ada apa dibalik persoalan tersebut. "Mungkin ada aspek-aspek atau ada kepentingan lain yang sedang dicapai oleh mereka, sehingga keindahan kota diabaikan," kata Nuraina seraya berharap semoga ada perubahan untuk kota Pantonlabu kedepan. [Jamal]
Komentar

Tampilkan

Terkini