-->

Kisruh Soal Tenda, Aceh Sepakat Ricuh

20 Mei, 2016, 03.46 WIB Last Updated 2016-05-19T21:12:24Z
MEDAN – Kericuhan dan adu mulut pecah di siang bolong, antara sesama pengurus DPP Aceh Sepakat, Kamis (19/5/2016), berlokasi di Komplek Yayasan Aceh Sepakat Jalan Mengkara No. 2 Medan.

Aksi kericuhan dipicu adanya pembongkaran tenda (teratak) yang didirikan oleh Pengurus DPP Aceh Sepakat Kubu Husni Mustafa. Tenda dimaksud didirikan dalam rangka acara buka puasa bersama di bulan ramadhan mendatang.

Pembongkaran dilakukan atas perintah pihak Yayasan Aceh Sepakat dikarenakan Kubu Husni Mustafa tidak pernah menyampaikan ijin tertulis untuk menggunakan lokasi komplek yayasan tersebut. Bahkan pihak yayasan sudah dua kali melayangkan surat peringatan untuk membongkar teratak tersebut namun tidak diindahkan. Akhirnya pihak yayasan meminta pihak penyewa tenda untuk membongkarnya.

Saat karyawan penyewa tenda hendak melakukan pembongkaran ditegur oleh salah satu pengurus DPP Aceh Sepakat Kubu Husni Mustafa. Karena ditegur, pembongkaran ditunda. Tak berapa lama kemudian, suasana menjadi ricuh ketika diantara para pengurus Aceh Sepakat saling beradu argumen agar teratak tersebut tetap dibongkar dengan alasan sebelum ada kesepakatan dan musyawarah agar tidak ada yang mendirikan tenda.

Amatan LintasAtjeh.com, di lokasi yayasan terdapat puluhan anggota dan pengurus DPP Aceh Sepakat yang selama ini terpecah menjadi dua kubu kepengurusan yakni Kubu Husni Mustafa dan Kubu Suriadin Noernikmat. Adu mulut berlangsung alot namun tidak berujung terjadinya aksi adu fisik.


Di lokasi juga nampak beberapa aparat TNI dari anggota Koramil, perwakilan Kapolsek Medan Petisah dan beberapa anggota Polresta Medan berpakaian sipil. Selain itu hadir juga Camat Medan Petisah untuk menenangkan suasana sembari memediasi kedua kubu yang ricuh.

Suasana kembali tegang ketika akan dilakukan pembongkaran tenda yang kedua, tak berapa lama  suasana kembali kondusif dan pembongkaran tenda dilakukan hingga selesai.

Di sela-sela pembongkaran tenda,  Wakil Ketua DPP Aceh Sepakat T. Nazaruddin mengatakan bahwa pembongkaran ini dilakukan untuk menghindari penilaian yang buruk dari jamaah masjid dan masyarakat terhadap Pengurus DPP Aceh Sepakat.

“Alangkah baiknya duduk bersama, dimusyawarahkan dan dicari solusi terbaik. Jangan membuat suasana tidak baik dan menimbulkan perpecahan antara anggota Aceh Sepakat,” ujar T. Nazaruddin.

Dirinya juga mengatakan bahwa alangkah lebih baik, acara buka puasa bersama yang sudah menjadi tradisi rutin tahunan DPP Aceh Sepakat ini bisa dilaksanakan secara bersama-sama.

“Kalau kubu ini buat acara, dirikan tenda kemudian kubu yang satu juga buat acara yang sama dan dirikan tenda alangkah tidak elok,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPP Aceh Sepakat Husni Mustafa kepada LintasAtjeh.com mengatakan bahwa tenda yang didirikan untuk acara buka puasa bersama tapi dibongkar sama orang-orang yang tidak dikenal.

“Saya tahunya, ini bukan orang-orang yayasan atau anggota Aceh Sepakat. Kita tidak kenal. Kita tidak mau bentrok secara horizontal dengan orang-orang yang tidak kita kenal,” terang Husni Mustafa sembari menegaskan program DPP Aceh Sepakat akan jalan terus. Sedangkan untuk hal-hal yang lain akan diputuskan dalam musyawarah.


Terpisah, Ketua Yayasan Aceh Sepakat Fauzi Hasballah yang dihubungi melalui telepon selularnya, menyampaikan berdasarkan hasil diskusi, masukan dan saran dari sesepuh Aceh Sepakat agar acara buka puasa bersama untuk penyelenggaranya diambil alih oleh pihak Yayasan Aceh Sepakat dengan Pengurus Masjid Raya Aceh Sepakat (MRAS).

“Agar program Aceh Sepakat bulan puasa tetap berjalan normal karena sudah menjadi tradisi, berdasarkan masukan sesepuh Aceh Sepakat, maka panitia diambil alih oleh Yayasan Aceh Sepakat  dengan Pengurus Masjid Raya Aceh Sepakat (MRAS),” kata Fauzi.

Hal ini menyikapi adanya dualisme kepengurusan Aceh Sepakat, karena kalau masing-masing kubu menyelenggarakan acara yang sama justru akan terjadi pro kontra diantara jamaah dan masyarakat. Tapi, justru di komplek yayasan sudah didirikan tenda untukk acara buka puasa tanpa meminta ijin ke Yayasan Aceh Sepakat.

“Kita sudah surati dua kali agar tenda tersebut dibongkar. Tapi sampai batas waktunya tidak diindahkan, makanya tadi kita minta penyewa tenda untuk membongkarnya. Sebenarnya permasalahan ini tidak perlu terjadi kalau kedua kubu duduk bersama untuk kompromi dalam menyelesaikan dualisme kepengurusan. Apalagi ini menjelang puasa, khan bagus kalau bersama-sama melakukan kegiatan umat atau ibadah,” imbuh Fauzi lagi.

Intinya, Yayasan Aceh Sepakat dan Pengurus Masjid Raya Aceh Sepakat akan bertindak selaku penyelenggara acara buka puasa bersama. Kecuali kedua kubu pengurus DPP Aceh Sepakat, bisa bekerjasama dan ada titik temu sehingga tidak menimbulkan pro dan kontra diantara anggota Aceh Sepakat yang justru akan memecah belah anggota.[Ar]
Komentar

Tampilkan

Terkini