IST |
JAKARTA - Wakil Ketua Umum
Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menilai isu kebangkitan Partai Komunis
Indonesia (PKI) yang belakangan dimunculkan ditengarai adalah isu pengalihan
yang diembuskan intelijen. Isu itu, kata Dasco, bisa mengalihkan perhatian dari
kasus-kasus yang besar, khususnya kasus korupsi.
"Pelaku operasi
intelijen tersebut bukan BIN (Badan Intelijen Negara), tetapi kekuatan politik
yang merasa terganggu jika kasus-kasus mega korupsi diusut," kata Sufmi
Dasco Ahmad melalui pesan elektronik, Selasa, 10 Mei 2016.
Anggota Komisi III DPR ini
menambahkan, bangkitnya PKI memang sangat mudah dijadikan isu pengalihan.
Terlebih lagi, kata Dasco, elemen-elemen yang saat ini paling aktif menuntut
pengusutan kasus mega korupsi seperti, reklamasi adalah pihak yang punya
tradisi berhadap-hadapan atau head to head dengan kelompok kiri.
"Kita memang harus
waspada dengan bangkitnya PKI, tapi bahaya terbesar justru ada di pelupuk mata
kita yakni, terus terjadinya kasus-kasus mega korupsi meski di era reformasi.
Contohnya kasus Sumber Waras dan reklamasi," tuturnya.
Menurut Wakil Ketua
Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini, dalam perjuangan politik perlu ada
fokus dan skala prioritas. Soal PKI bukanlah hal yang perlu diutamakan.
"Menurut saya kalau
kita menginginkan Indonesia yang lebih baik, saat ini kita harus fokus menuntut
penuntasan kasus Sumber Waras dan reklamasi. Siapapun yang terlibat, baik
pengusaha kakap maupun pejabat tinggi, termasuk kepala daerah, harus diseret ke
meja hijau," tegasnya.
Hal tersebut disampaikan
Dasco menyusul adanya aksi-aksi yang dikaitkan dengan PKI antara lain,
penangkapan pemilik toko dan penyitaan kaos berlambang palu arit dan ornamen
yang dituding bernuansa PKI.
Tak hanya itu, baru-baru
ini Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan tak ada tempat bagi PKI dan
simpatisannya di negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.[Viva]