LANGSA - Kemeriahan pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Daerah
(POPDA) Aceh ke XIV yang digelar di Kota Langsa, 23-29 Mei 2016 telah tercoreng
dengan berbagai tindakan tidak profesional alias bodoh yang dilakukan oleh
pihak panitia.
Pesta
dua tahunan yang diikuti oleh kontingen dari 23 kabupaten/kota se-Aceh, dengan
jumlah peserta sebanyak 2.397 atlit tersebut adalah event besar yang
pelaksanaannya menggunakan uang negara. Jadi, sangatlah keliru dan rugi besar
jika panitianya diberi mandat kepada oknum-oknum yang tidak profesional alias
bodoh.
Hal
ini disampaikan oleh Ketua LSM Gadjah Puteh, Sayed Zahirsyah alias Waled kepada
LintasAtjeh.com, Jum'at (27/5/2016).
Waled
mengatakan, penetapan Kota Langsa sebagai tuan rumah penyelenggara POPDA Aceh ke XIV bukan asal tunjuk saja, tetapi
tentunya pemerintah Kota Langsa telah menyatakan kesiapannya dalam segala
hal untuk menjadi tuan rumah yang baik.
Oleh
karenanya, kata Waled, sangatlah tidak wajar pada pelaksanaan pertandingan
beberapa cabang olah raga terlihat kacau balau karena tidak adanya tim medis
yang standby di lokasi pertandingan, sehingga sempat terjadi kepanikan
ketika seorang atlit sepak bola.
Tambahnya
lagi, sikap salah seorang panitia, Muzakir yang tidak sopan dan tendensius saat
dikonfirmasi oleh rekan-rekan wartawan
pantas disebut sebagai tindakan manusia kampungan yang jelas-jelas
sangat memalukan Kota Langsa.
"Ingat,
POPDA Aceh ke XIV Tahun 2016 di Kota Langsa bukanlah wadah tempat belajar, oleh
karenanya panitia pelaksana event besar tersebut tidak boleh bodoh," tegas
Waled. [zf]