MUSTAFA (16) tahun warga Desa Ie Tarek II, Kecamatan Simpang
Keuramat,
Kabupaten Aceh Utara sebagaimana remaja seumurannya, ia masih suka bermain-main
bersama kawan-kawannya.
Namun, masa remaja Mustafa
atau Si Itam nama panggilan di desanya mendadak sirna saat ayahnya Sulaiman (65), menderita penyakit
Darah Manis Kering. Ia tak lagi sempat
bermain-main dengan rekan sejawatnya.
Ia
kini menjadi tulang punggung keluarga untuk mempertahankan hidup Ayah dan
adiknya yang masih kecil-kecil. Satu-satunya cara yang dilakukan adalah
berprofesi sebagai tukang panjat pohon Pinang untuk menopang hidup keluarganya.
Hidup
itu penuh perjuangan tak kenal tua maupun muda, kaya atau miskin. Lika-liku
kehidupan berat atau mudah hidup tetaplah hidup yang butuh perjuangan dan
pengorbanan. Kenyatan tersebut yang
dialami oleh Si Itam yang sudah bertahun-tahun rela meninggalkan pendidikannya demi
ayah, ibu dan adik-adiknya
yang ia cintai.
Saat ditemui LintasAtjeh.com,
Jum'at (27/5) Mustafa menuturkan,
semenjak ayahnya sakit-sakitan, ia berusaha mejadi pengganti sosok ayah yang
bertanggung jawab terhadap keluarganya.
Mustafa
merupakan remaja biasa yang memiliki semangat luar biasa. Kesulitan ekonomi
yang dialami keluarganya membuat Mustafa putus sekolah dan berusaha untuk berdiri dan bertahan.
Meski
sulit, Mustafa
berusaha untuk tidak mengeluh.
Berbeda
dengan anak seusianya yang menghabiskan waktu dengan tertawa dan berkumpul
bersama, Mustafa justru lebih sering menghabiskan waktu untuk mencari
pundi-pundi rupiah.
Semenjak sang ayah mengalami sakit-sakitan membuat Mustafa kini mneyandang status sebagai tulang punggung
keluarga. Jari-jemari kecilnya menjadi tumpuan harapan keluarga dan ketiga adiknya. Sebagai anak tertua Mustafa
rela menghabiskan waktunya menjadi tukang panjat pohon Pinang di desanya bahkan di kecamatan tersebut
sudah tidak asing lagi dengan nama Mustafa.
Penghasilannya
tidaklah besar. Sehari-hari ia sanggup
memanjat pohon pinang 200 batang, saat ini ongkos panjat pohon pinang 2.000 rupiah perbatang maka ia
bisa mendapatkan Rp 400 ribu.
Kemudian disetorkan pada sang ibunya Salma (40) untuk
mencukupi kebutuhannya. [Rajali]