-->

Demi Ayah, Ibu dan Adiknya, Mustafa Rela jadi Pemanjat Pohon Pinang

28 Mei, 2016, 05.32 WIB Last Updated 2016-05-27T22:33:12Z
MUSTAFA (16) tahun warga Desa Ie Tarek II, Kecamatan Simpang Keuramat, Kabupaten Aceh Utara sebagaimana remaja seumurannya, ia masih suka bermain-main bersama kawan-kawannya.

Namun, masa remaja Mustafa atau Si Itam nama panggilan di desanya mendadak sirna saat ayahnya Sulaiman (65), menderita penyakit Darah Manis Kering. Ia tak lagi sempat  bermain-main dengan rekan sejawatnya.

Ia kini menjadi tulang punggung keluarga untuk mempertahankan hidup Ayah dan adiknya yang masih kecil-kecil. Satu-satunya cara yang dilakukan adalah berprofesi sebagai tukang panjat pohon Pinang untuk menopang hidup keluarganya.

Hidup itu penuh perjuangan tak kenal tua maupun muda, kaya atau miskin. Lika-liku kehidupan berat atau mudah hidup tetaplah hidup yang butuh perjuangan dan pengorbanan. Kenyatan tersebut yang dialami oleh Si Itam yang sudah bertahun-tahun rela meninggalkan pendidikannya demi ayah, ibu dan adik-adiknya yang ia cintai.

Saat ditemui LintasAtjeh.com, Jum'at (27/5) Mustafa menuturkan, semenjak ayahnya sakit-sakitan, ia berusaha mejadi pengganti sosok ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Mustafa merupakan remaja biasa yang memiliki semangat luar biasa. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya membuat Mustafa putus sekolah dan berusaha untuk berdiri dan bertahan.

Meski sulit, Mustafa berusaha untuk tidak mengeluh.

Berbeda dengan anak seusianya yang menghabiskan waktu dengan tertawa dan berkumpul bersama, Mustafa justru lebih sering menghabiskan waktu untuk mencari pundi-pundi rupiah.

Semenjak sang ayah mengalami sakit-sakitan membuat Mustafa kini mneyandang status sebagai tulang punggung keluarga. Jari-jemari kecilnya menjadi tumpuan harapan keluarga dan ketiga adiknya. Sebagai anak tertua Mustafa rela menghabiskan waktunya menjadi tukang panjat pohon Pinang di desanya bahkan di kecamatan tersebut sudah tidak asing lagi dengan nama Mustafa.

Penghasilannya tidaklah besar. Sehari-hari ia sanggup memanjat pohon pinang 200 batang, saat ini ongkos panjat pohon pinang 2.000 rupiah perbatang maka ia bisa mendapatkan Rp 400 ribu.

Kemudian disetorkan pada sang ibunya Salma (40) untuk mencukupi kebutuhannya. [Rajali]
Komentar

Tampilkan

Terkini