-->

Aspikom Gelar Kongres Nasional ke IV

13 Mei, 2016, 23.05 WIB Last Updated 2016-05-13T16:05:31Z
MEDAN - Pengurus Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Aceh periode 2016-2019 yang terpilih dalam rakorwil di Aula Harun Squere Hotel Lhokseumawe 19 Maret 2016 lalu, dilantik disela-sela kongres Nasional ASPIKOM yang berlangsung pada 10-12 Mei  di Hotel Madani Medan itu dihadiri 150 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seluruh Indonesia yang memiliki program studi Ilmu Komunikasi.

Disela-sela kongres dan pelantikan, Kamaruddin Hasan, S.Sos., M.Si., sebagai ketua Aspikom Aceh periode 2016-2019, bersama dengan seluruh pengurus ASPIKOM Aceh, menyebutkan, Aspikom merupakan satu-satunya asosiasi yang menghimpun para pengelola pendidikan tinggi ilmu komunikasi baik di tingkat jurusan maupun program studi atau fakultas di seluruh Indonesia.

Kamaruddin, mengajak semua program studi Ilmu Komunikasi untuk bersinergi bersama-sama membangun Aspikom yang lebih baik. "Program studi Ilmu Komunikasi seluruh Indonesia harus mampu menjawab tantangan persaingan global dan mampu melahirkan kurikulum pendidikan tinggi ilmu komunikasi yang mampu bersaing secara nasional dan internasional," ujar ketua prodi Ilmu Komunikasi fisip universitas Malikussaleh.

“Saat ini dan masa mendatang ilmu komunikasi masih menjadi pilihan favorit bagi calon-calon mahasiswa di Indonesia termasuk Aceh. Apalagi pendidikan ilmu komunikasi di Indonesia terus mengalami perkembangan yang pesat tentu ini memberi peluang besar sekaligus tantangan berat,” kata Kamaruddin.

Ia menyebut perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu tantangan dan peluang. Termasuk integrasi kawasan dengan nama ASEAN Community pada 2015 lalu, Indonesia menghadapi babak baru pembangunan kawasan, yang akan mengarah pada setidaknya  integrasi  tiga pilar  utama.

Yaitu, ASEAN   Security  Community (ASC), ASEAN Economic Community (AEC), dan Asean Socio-Cultural Community (ASCC). Selain itu, kamaruddin berharap sebagai institusi yang mencetak calon-calon sarjana dan pascasarjana, D3, S1, S2, S3 di bidang Ilmu komunikasi, Aspikom mampu menghasilkan rumusan kurikulum yang mampu melahirkan lulusan yang menyediakan kebutuhan dunia industri khususnya industri komunikasi.

Untuk itu, upaya  penuh  meningkatkan  kapasitas sumber  daya  warga  negara;  mengingat bahwa saat ini kawasan ASEAN akan terintegrasi secara penuh dengan ekonomi politik global. Tentu diperlukan pengembangan, meningkatkan partisipasi, membangun jaringan aktif dalam memajukan keilmuan terutama Ilmu komunikasi  di bumi Serambi Mekkah, baik sesama penyelenggara pendidikan maupun dengan Stakeholder.

Sebagai gambaran, ASPIKOM merupakan sebuah organisasi penghimpun perguruan tinggi  khususnya Ilmu Komunikasi, mempunyai kualifikasi untuk menyusun konsep perjalanan kemandirian sarjana ilmu komunikasi, konsep yang disusun baik tentang kurikulum mata kuliah,, membina mahasiswa untuk mencapai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), pengalaman kerja mahasiswa, dan hal-hal lain yang dianggap untuk meningkatkan Sumber Daya manusia (SDM) mahasiswa.

Seperti diketahui, visi ASPIKOM adalah terwujudnya kemitraan antar pengelola program studi yang professional dan bertanggungjawab dalam mencapai pendidikan Komunikasi di Indonesia yang berkualitas. Dengan misi untuk memetakan lembaga pendidikan tinggi ilmu Komunikasi Indonesia. Merumuskan standard kompetensi dosen, kurikulum inti, sarana dan prasarana di lembaga pendidikan tinggi ilmu Komunikasi. Membangun jaringan yang dinamis antar anggota untuk mendorong anggota memberikan kontribusi. Mendorong peningkatan kualitas pengajaran program studi ilmu Komunikasi. Mendorong peningkatan kompetensi dosen minimal sesuai standard kompetensi pada ilmu Komunikasi. Mendorong peningkatan kualitas standard pengelola penyelenggara pendidikan tinggi ilmu Komunikasi.

Termasuk, memberikan rekomendasi dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan dengan pemegang kebijakan pendidikan tinggi dalam hal pemberian ijin pendirian lembaga pendidikan tinggi Ilmu Komunikasi. Memanifestasi penyediaan literature, jurnal, hasil-hasil penelitian dan jaringan kerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan tinggi ilmu Komunikasi.

Kongres Nasional lV ASPIKOM

Di Indonesia saat ini ada 280 program studi (prodi) Ilmu Komunikasi dan kongres kali ini sebanyak 130 prodi hadir maka hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.Sebanyak 267 peserta dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur, Selasa (10/5/2016) mengikuti Kongres ke empat Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom). Pelaksanaan kongres itu sendiri berjalan lancar,meski sempat beberapa kali di skors karena alotnya pembahasan tata tertib sidang maupun tata tertib calon ketua umum.

Dalam kongres Nasional tersebut  Dr. Heri Budianto, M.Si terpilih dan dipercaya memimpin Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom) Pusat periode 2016-2019 menggantikan Dr. Atwar Bazari, M.Si. Dr. Heri Budianto, M.Si  Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta, juga sebagai Direktur Polcomm Institute ini meraih 93 suara mengalahkan Dadang Rahmat Dekan Fikom Universitas Padjadjaran Bandung yang memperoleh 63 suara.

Terpilihnya Dr. Heri Budianto, M.Si untuk memimpin Aspikom Pusat periode 2016-2019 diraih melalui perjalanan panjang untuk mencari pemimpin baru secara demokratis. Sebelum kongres, peserta mengikuti rembuk dan seminar nasional bertemakan 'Kesiapan dan Daya Saing Indonesia di Era Komunikasi Digital' dengan pembicara Wisnu Wijaya, Dr. Irwansyah MA, Benny Butar-butar, Usman Kansong dan Dr. Dadang Rahmat Hidayat M.Si.

Pada Selasa (10/5) lalu, peserta dan panitia dijamu makan malam serta ramah tamah di Aula Martabe Kantor Gubsu oleh Plt Gubsu, Tengku Erry Nuradi. Di sela-sela acara, panitia menyerahkan Aspikom Award kepada Fajar Junaidi M.Si, Dr. Eko Hary Susanto dan Prof. Dr. Dedy Mulyana MA serta penghargaan kepada Plt Gubsu yang diserahkan oleh Ketua Aspikom Pusat periode 2013-2016, Dr. Atwar Bazari, M.Si.

Sebagai penutup, peserta akan tur wisata ke Danau Toba dan menginap di Hotel Niagara Parapat sebelum bergegas pulang via Kualanamu International Airport (KNIA) dan Bandara Silangit pada Jumat (13/5). [rls]
Komentar

Tampilkan

Terkini