BANDA ACEH - Kehidupan
penyandang cacat atau disabilitas di Aceh sangat mempriatinkan, baik di sisi
ekonomi, pendidikan dan stikma maupun tentang pemberdayaan mereka.
Hal tersebut diungkapkan
oleh Chaidir dalam diskusi bersama disabilitas yang digelar di Yayasan Permata
Atjeh Peduli (YPAP) Lhueng Bata Banda Aceh, Kamis (05/05/2016).
Menurut Chaidir
berdasarkan data yang diperoleh dari 27 peserta yang hadir dalam diskusi yang
merupakan perwakilan dari persatuan disabilitas di berbagai daerah di Aceh,
sebanyak 85.000 penyandang disabilitas yang berada di 23 Kabupaten/Kota di
Aceh, kehidupan mereka sangat memprihatinkan terutama keberadaan mereka di
desa-desa terpencil.
Chaidir memaparkan bahwa
para disabilitas merupakan salah satu dari masyarakat yang termarjinalkan di
Aceh, menurutnya mereka kurang mendapat perhatiaan pemerintah dan diperlakukan
secara diskriminasi kerap dirasakan oleh disabilitas Aceh saat ini sehingga
semakin membuat kaum disabilitas tidak berdaya baik secara ekonomi maupun pemberdayaan.
Chaidir juga mengungkapkan
bahwa selama ini para disabilitas sangat sulit dalam bersaing di dunia bisnis,
hal tersebut disebabkan oleh kurangnya dukungan dari Pemerintah.
"Pemerintah tidak
memberikan fasilitas yang layak sehingga berpeluang bagi disabilitas untuk
membuka peluang bisnis," ungkap Ketua YPAP.
Dalam diskusi para
disabilitas berharap pada gubernur yang terpilih nantinya bisa menaruh
harapannya untuk kebangkitan mereka dari segala sisi.
"Disabilitas di Aceh
menaruh Harapan Kesejahteraan penuh terhadap Mualem sebagai Calon Gubernur Aceh
2017-2022, jika beliau terpilih ia yakin bisa memenuhi harapan disabilitas
sesuai dengan harapan yang telah diutarakan,"ungkap ketua DPD Pertuni Aceh
Zuhdi AR.
Untuk itu para disabilitas
berkomitmen untuk kemenangan Mualem, karena menurutnya sosok Mualem bisa
memberikan kesejahteraan bagi para disabilitas khususnya dan Aceh pada umumnya.
Zuhdi juga mengungkapkan
bahwa disabilitas Aceh merasa Muzakir Manaf atau lebih akrap disapa Mualem
sangat pantas untuk memimpin Aceh, karena beliau merupakan perekat persatuan
bangsa Aceh.[DW]