IST |
BANTEN - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan
mengatakan perdebatan mengenai siapa yang paling berjasa dalam upaya pembebasan
10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf sebaiknya dihentikan.
Siapapun
yang memberikan kontribusi, kata dia, layak diapresiasi sehingga 10 WNI
tersebut bisa kembali ke keluarganya dengan selamat.
"Sepuluh
WNI sudah selamat kok masih gaduh, masih bertengkar. Sudahlah, Allah maha tahu
siapa yang paling berjasa. Itu bagian amal soleh tidak usah diributkan,"
ujar Zulkifli, seusai melantik pengurus harian DPW PAN Provinsi Banten periode
2015-2020 di Hotel Ratu Bidakara, Serang, Banten, Rabu (4/5/2016).
Ia
mengingatkan, yang harus dilakukan saat ini adalah fokus membebaskan 4 WNI yang
masih disandera.
Menurut
Zulkifli, segala perdebatan soal siaapa yang membebaskan 10 sandera tidak akan
berguna apabila 4 sandera lainnya tidak berhasil dibebaskan.
"Saya
kira kita hentikanlah perdebatan soal siapa yang paling berjasa. Sudah kita
anggap semua berjasa. Mari kita bergerak menyelamatkan 4 orang lainnya. Itu
yang penting," kata dia.
Sebelumnya,
Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen, salah satu anggota tim negosiator dalam upaya
pembebasan 10 anak buah kapal Brahma 12, mengaku tak tahu-menahu terkait
Yayasan Sukma yang menjemput para anak buah kapal (ABK) untuk pulang ke Tanah
Air.
Menurut
Kivlan, Yayasan Sukma tak ikut berpartisipasi dalam upaya pembebasan yang
dilakukan pihaknya.
"Yayasan
(Sukma) datang tanggal 27 April hingga 1 Mei, tiba-tiba menjemput, tidak ikut
operasi," kata Kivlan saat dihubungi, Selasa (2/5/2016).
Yayasan
Sukma merupakan lembaga yang berafiliasi dengan Partai Nasdem. Sepuluh ABK
tersebut pun dibawa menggunakan pesawat pribadi milik Ketua Umum Partai Nasdem
Surya Paloh.
Ia
menekankan, tidak yayasan atau partai mana pun yang terlibat dalam upaya
penyelamatan ini. [Kompas]