JAKARTA
- Dalam menghadapi proxy-war berbasis pada perang informasi saat ini, salah
satu strategi utama dan paling efektif adalah mempublikasikan setiap kegiatan
pembangunan masyarakat warga lokal di semua wilayah dan komunitas hingga ke
lingkup terkecil, semisal RT/RW, agar tdk tenggelam dihajar pemberitaan media
asing.
Hal
tersebut dikatakan Ketum PPWI, Wilson Lalengke, S. Pd, M. Sc, MA, kepada
lintasatjeh.com, melalui pesan elektroniknya, Jum'at (1/4/2016).
Lebih
lanjut, pria yang akrab disapa Shony ini membeberkan kerja-kerja publikasi
tersebut semestinya dapat dilakukan oleh setiap warga di tempat masing-masing,
disebar-luaskan ke seluruh jagad.
"Pada
poin inilah citizen journalism (jurnalisme warga/khalayak) selayaknya menjadi
tulang punggung dalam sistem pertahanan negara dan para Pewarta Warga merupakan
pejuang bangsa di garis terdepan medan peperangan saat ini," tegasnya
lantang.
Shony
yang sudah mengenyam Lemhanas ini, mengatakan ada empat sifat informasi yang
harus senantiasa diperhatikan dalam memenangkan perang hari ini dan ke masa
depan, yakni: cepat, faktual, akurat, lengkap.
"PPWI
mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendorong percepatan peningkatan
kemampuan dan peran setiap warga dalam kegiatan jurnalisme warga demi
memenangkan proxy-war itu," ujarnya.
Persatuan
Pewarta Warga Indonesia atau PPWI selama ini mengembangkan jurnalisme warga
melalui media online Koran Online Pewarta Indonesia (KOPI), beranggotakan
ribuan orang di dalam maupun di luar negeri, berasal dari berbagai latar
belakang profesi.
"Inilah
wujud nyata peran warga menghadapi proxy war. Dan bangsa Indonesia harus
menang," pungkas Ketum PPWI sekaligus Penasehat Media Online Lintas
Atjeh.com ini.[Ar]