BANDA ACEH - Sampah-sampah berserakan menyebar bau tak sedap,
dipadu pula dengan aroma taik kambing yang memenuhi hampir seluruh lantai.
Begitulah sekilas potret Halte Kedokteran yang terletak di sisi kanan gerbang
selatan kampus Universitas Syiah Kuala atau tepat pula di depan gerbang utara
Gampong Limpok Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Sementara
itu dikabarkan 16 dari 25 unit Bus Trans Kutaraja yang pengadaannya melalui
dana APBN telah tiba di Banda Aceh sejak Senin (4/4/2016). Belum ada informasi
kapan armada Trans Kutaraja itu akan mulai beroperasi.
Diharapkan keberadaan Bus Trans Kutaraja benar-benar menjadi solusi terhadap masalah
kemacetan di kota Banda Aceh.
Semoga
Bus Trans Kutaraja akan selalu eksis melayani warga kota Banda Aceh dan
sekitarnya, dan halte-halte yang telah dibangun di berbagai penjuru kota dapat
dirawat dengan baik.
Sementara
itu, Asnawi warga Darussalam menegaskan satu kata itu dirasa cukup mewakili
kondisi halte Trans Kutaraja yang ada di Kota Banda Aceh.
Menurutnya halte tersebut dibangun
dengan anggaran yang tak sedikit, keberadaan halte Bus Trans Kutaraja ini tidak
didukung dengan perawatan maksimal. Kondisinya cenderung mengenaskan dengan
dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah.
"Salah
satunya tumpukan sampah, dapat dilihat di halte depan ruang belajar kedokteran
yang terletak di sisi kanan gerbang selatan Kampus Universitas Syiah Kuala atau
tepat pula di depan gerbang utara Gampong Limpok," pungkas Asnawi.
Shelter
singgah Bus Trans Kutaraja tersebut justru diisi tumpukan sampah. Melihat
tumpukan plastik di depan shelter Trans Kutaraja yang terbuka bagi masyarakat
umum yang melintas di pinggir jalan itu. Aksi vandalisme juga memperburuk
tampilan halte yang baru dibangun seakan jadi ajang pameran warga melihat dan
keluhan masyarakat untuk pemerintah yang tutup mata masalah sampah. [Dw]