IST |
Sikap meremehkan dan terkesan
melecehkan wartawan tersebut dipertontonkan seoran Pejabat Sekretaris Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Aceh Jaya, Mustafa Ibrahim,
ketika hendak dimintai informasi justru menggunakan gaya bahasa tangan,
pura-pura menelpon.
“Kita berharap, insiden
dan pelecehan terhadap wartawan yang meminta data hasil penutupan pameran dan
festival seni budaya dalam rangka memperingati HUT ke 14 Kabupaten Aceh Jaya,
tidak terulang lagi. Terkesan, Sekretaris Bappeda tidak menghargai wartawan,”
tuturnya.
Menurut kesaksian tiga orang
wartawan media online, yakni LintasNasional.com, KoranIndependen.co dan
Bongkarnews.com mengatakan kepada LintasAtjeh.com, seorang pejabat eselon II
itu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan demokrasi dan pemerintahan.
Seharusnya, seorang pejabat memberikan sikap yang berpendidikan kepada masyarakat terutama
untuk dipublikasi.
“Salah satu cara untuk
memberikan pendidikan yaitu lewat media massa. Dia juga harus mengambil
kebijakan dengan memanfaatkan media sebagai sarana sosialisasi bukan
menyebabkan ketersinggungan kepada wartawan,” ungkap wartawan Koran
Independen.co.
Hal senada juga
disampaikan wartawan LintasNasional.com, mengatakan sebagai pejabat publik
seharusnya menghargai tugas jurnalistik dan juga bisa menghargai wartawan yang
sedang melakukan tugas liputan.
Dalam hal ini, ketiga
wartawan media online tersebut sangat menyesalkan sikap Sekretaris Bappeda Aceh
Jaya itu yang berpotensi menimbulkan konflik wartawan dan pemerintahan, padahal
itu tidak akan terjadi jika saling menghargai tugas.
Seandainya, jika pejabat
itu tidak mau memberi data atau menjawab pertanyaan rekan wartawan, pejabat
bersangkutan bisa saja menjawab, alasan ada kesibukan dengan cara yang logis.
“Tidak perlu pura-pura
dengan action nelpon didepan wartawan, padahal hanya akan merugikan
pemerintahan karena telah melanggar Keterbukaan Informasi Publik,” ucap Koranindependen.co.[Dw]