BIREUEN –
Rumah bantuan korban konflik yang dikucurkan oleh Badan Penguatan Perdamaian
Aceh (BP2A) di Kabupaten Bireuen diduga telah ditelantarkan oleh Sufri Daud
alias Boing yang menjabat sebagai Satker Daerah 3 di BP2A Bireuen. Bantuan
tahun 2013 tersebut dikeluhkan oleh beberapa pemilik rumah yang sampai dengan
hari ini belum diselesaikan.
Salah seorang warga Desa
Bugak Blang, Kecamatan Jangka yang merupakan korban konflik, dimana suaminya
meninggal dimasa konflik yang meninggalkan 3 orang anak, Masni kepada LintasAtjeh.com,
Selasa (19/4/2016) menuturkan bahwa dirinya mendapatkan bantuan rumah korban
konfik tahun 2013.
“Saya mendapatkan rumah
dan uang ditransver langsung ke rekening saya sebesar Rp. 75 juta yang
ditransver secara bertahap. Namun seluruh dana tersebut ditarik oleh Sufri Daud
atau Boing karena menurutnya dirinyalah yang mengurus rumah tersebut, namun
yang jadi masalah adalah sampai dengan hari ini rumah saya belum selesai
dikerjakan,” ungkapnya dengan wajah sedih.
Berdasarkan pantauan LintasAtjeh.com
di lapangan, terlihat beberapa item pekerjaan belum dirampungkan, seperti pintu
utama dan pintu kamar, WC belum selesai dikerjakan dan listrik belum terpasang.
Selain itu, Sumarni (37),
warga Desa Pante Ara Kecamatan Jangka, juga mengalami hal yang sama. Janda 3
anak tersebut merupakan salah seorang korban konflik yang juga mendapatkan
rumah bantuan dari BP2A pada tahun 2013 silam. Namun mirisnya sampai dengan
hari ini rumah nya belum juga rampung sehingga tidak bisa ditempati.
“Seluruh dana yang
ditransver ke rekening saya, dikelola oleh Boing dan dia juga yang membangun
rumah saya, namun yang saya sayangkan sampai dengan hari ini belum selesai,” ungkapnya
lirih.
Hasil pantauan
LintasAtjeh.com, terlihat bangunan rumah
tersebut belum dirampungkan seperti jendela belum terpasang, listrik juga belum
terpasang, pintu utama, pintu kamar belum terpasang, dan plafon juga belum
terpasang seluruhnya. Selain itu menurut pengakuan pemilik rumah bahwa dana
untuk tukang juga belum diselesaikan oleh Boing.
Nasib yang sama juga
dialami Fitriadi (23), warga Pulo Harapan Kecamatan Peusangan Selatan. Menurut
pengakuan dirinya kepada LintasAtjeh.com, bahwa rumah bantuan BP2A tahun 2013
milik dirinya juga dikerjakan oleh Boing, namun sampai dengan saat ini rumah
tersebut belum dirampungkan.
Dari pantauan di lapangan,
terlihat beberapa item pekerjaan belum dirampungkan yaitu lantai belum diplaster,
plafon belum dirampungkan dan WC belum ada serta instalasi lampu dalam rumah
juga belum ada.
Ketiga orang penerima
rumah bantuan BP2A tersebut mengharapkan kepada aparat penegak hukum untuk
mengusut kasus penelantaran rumah bantuan tersebut. Karena diduga masih banyak
rumah bantuan yang ditelantarkan dan proses pelaksaan tidak sesuai dengan
aturan.
Sumber terpercaya di BP2A
Bireuen mengatakan bahwa Sufri Daud alias Boing merupakan salah seorang Satuan
Kerja (Satker) BP2A yang bertugas melakukan verifikasi dan monitoring proses
pelaksanaan rumah bantuan tersebut. Menurutnya Satker tidak dibenarkan secara
aturan terlibat dalam pembangunan rumah, apalagi mengelola dana bantuan yang
seharusnya dikelola langsung oleh penerima manfaat.
Hingga berita ini ditayangkan,
Sufri Daud belum berhasil dikonfirmasi.[DD]