-->

Rumah Bantuan Korban Konflik di Bireuen Ditelantarkan Oknum Satker BP2A

19 April, 2016, 22.25 WIB Last Updated 2016-04-19T15:25:15Z
BIREUEN – Rumah bantuan korban konflik yang dikucurkan oleh Badan Penguatan Perdamaian Aceh (BP2A) di Kabupaten Bireuen diduga telah ditelantarkan oleh Sufri Daud alias Boing yang menjabat sebagai Satker Daerah 3 di BP2A Bireuen. Bantuan tahun 2013 tersebut dikeluhkan oleh beberapa pemilik rumah yang sampai dengan hari ini belum diselesaikan.

Salah seorang warga Desa Bugak Blang, Kecamatan Jangka yang merupakan korban konflik, dimana suaminya meninggal dimasa konflik yang meninggalkan 3 orang anak, Masni kepada LintasAtjeh.com, Selasa (19/4/2016) menuturkan bahwa dirinya mendapatkan bantuan rumah korban konfik tahun 2013.

“Saya mendapatkan rumah dan uang ditransver langsung ke rekening saya sebesar Rp. 75 juta yang ditransver secara bertahap. Namun seluruh dana tersebut ditarik oleh Sufri Daud atau Boing karena menurutnya dirinyalah yang mengurus rumah tersebut, namun yang jadi masalah adalah sampai dengan hari ini rumah saya belum selesai dikerjakan,” ungkapnya dengan wajah sedih.

Berdasarkan pantauan LintasAtjeh.com di lapangan, terlihat beberapa item pekerjaan belum dirampungkan, seperti pintu utama dan pintu kamar, WC belum selesai dikerjakan dan listrik belum terpasang.

Selain itu, Sumarni (37), warga Desa Pante Ara Kecamatan Jangka, juga mengalami hal yang sama. Janda 3 anak tersebut merupakan salah seorang korban konflik yang juga mendapatkan rumah bantuan dari BP2A pada tahun 2013 silam. Namun mirisnya sampai dengan hari ini rumah nya belum juga rampung sehingga tidak bisa ditempati.

“Seluruh dana yang ditransver ke rekening saya, dikelola oleh Boing dan dia juga yang membangun rumah saya, namun yang saya sayangkan sampai dengan hari ini belum selesai,” ungkapnya lirih.

Hasil pantauan LintasAtjeh.com,  terlihat bangunan rumah tersebut belum dirampungkan seperti jendela belum terpasang, listrik juga belum terpasang, pintu utama, pintu kamar belum terpasang, dan plafon juga belum terpasang seluruhnya. Selain itu menurut pengakuan pemilik rumah bahwa dana untuk tukang juga belum diselesaikan oleh Boing.

Nasib yang sama juga dialami Fitriadi (23), warga Pulo Harapan Kecamatan Peusangan Selatan. Menurut pengakuan dirinya kepada LintasAtjeh.com, bahwa rumah bantuan BP2A tahun 2013 milik dirinya juga dikerjakan oleh Boing, namun sampai dengan saat ini rumah tersebut belum dirampungkan.

Dari pantauan di lapangan, terlihat beberapa item pekerjaan belum dirampungkan yaitu lantai belum diplaster, plafon belum dirampungkan dan WC belum ada serta instalasi lampu dalam rumah juga belum ada.

Ketiga orang penerima rumah bantuan BP2A tersebut mengharapkan kepada aparat penegak hukum untuk mengusut kasus penelantaran rumah bantuan tersebut. Karena diduga masih banyak rumah bantuan yang ditelantarkan dan proses pelaksaan tidak sesuai dengan aturan.

Sumber terpercaya di BP2A Bireuen mengatakan bahwa Sufri Daud alias Boing merupakan salah seorang Satuan Kerja (Satker) BP2A yang bertugas melakukan verifikasi dan monitoring proses pelaksanaan rumah bantuan tersebut. Menurutnya Satker tidak dibenarkan secara aturan terlibat dalam pembangunan rumah, apalagi mengelola dana bantuan yang seharusnya dikelola langsung oleh penerima manfaat.

Hingga berita ini ditayangkan, Sufri Daud belum berhasil dikonfirmasi.[DD]
Komentar

Tampilkan

Terkini