-->

Rektor Umuslim Buka Konferensi Internasional Hubungan India Indonesia

24 April, 2016, 01.39 WIB Last Updated 2016-04-23T18:40:23Z
BIREUEN - Rektor Universitas Almuslim Dr. H. Amiruddin Idris, SE, MSi membuka secara resmi Konferensi Internasional antara India dan Indonesia untuk membahas hubungan Pulau Andaman Nikobar  dan pulau Weh Sabang, Sabtu (23/4/2016), bertempat di Auditorium Academik Center (AAC) Ampon Chiek Peusangan Kampus Universitas Almuslim.

Pada kesempatan tersebut, Rektor Umuslim Dr. H. Amiruddin Idris, SE, MSi  menyampaikan bahwa konferensi terlaksana  atas upaya  Direktur Hubungan Internasional Umuslim yang dipimpin Drs. Nurdin Abdurahman, MSi dengan kedutaan besar Indonesia di India dan merupakan tindak lanjut dari hasil konferensi Internasional yang diikuti pihaknya beberapa waktu lalu di Jawaharlal Nehru University India.

Dimana pada konferensi tersebut akan membahas tentang kluster ekonomi, politik, hubungan Internasional, sosial, budaya, sejarah dan kebijakan, yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi geografis, kedekatan antara  pulau Weh Sabang dan pulau Andaman Nikobar India  yang dapat diwujudkan untuk kepentingan kedua negara terutama dalam sektor perdangangan pariwisata, industri dan perikanan.

Untuk mengembangkan rencana kerjasama penelitian akademis, karena kedua negara memilki ikatan sejarah yang panjang, hubungan ekonomi, sosbud dan diplomatis yang baik antara kedua negara.

“Harapan kita semoga konferensi ini akan dapat menghasilkan pemikiran yang menguntungkan kedua negara dalam upaya meningkatakan hubungan kerjasaama kedua negara untuk meningkatakan kesejahteraan rakyat Aceh dimasa yang akan datang. Dan kita harapkan kedepan akan lahir suatu kebijaakan untuk dibukanya konsulat India dan kamar dagang India di Provinsi Aceh,” ujar H. Amiruddin Idris, SE, MSi.

Turut juga menyampaikan sambutan, Konsul Jendral India di Medan Dr.Shalia Shah yang menyambut baik digelarnya konferensi yang membahas hubungan bilateral antara India dan Indonesia khususnya membahas tentang keberadaan pulau Andaman Nicobar yang berdekatan dengan pulau Weh Indonesia.

 Andamaan Nicobar adalah pulau yang terdiri dari 572 pulau yang berada anatara laut Bengal dan Andaman yang berjarak hanya 150 KM dari Sabang Aceh. Melihat letak geografisnya, Andaman Nicobar memberikan banyak persamaan dengan Sumatera khususnya Aceh.

“Musibah Tsunami tahun 2004 yang menghantam pulau Andaman Nicobar, kawasan kami telah menewaskan 2000 penduduk dan 4000 orang kehilangan tempat tinggal, sehingga musibah tersebut telah berdampak buruk bagi daerah kami,” ujar Dr. Shalia Shah.

Menurut Shalia dengan konferensi ini diharapkan akan dapat menjelaskan peran penting dalam merintis hubungan maritim antara India dan Indonesia. Semoga para peserta akan dapat memberikan pemikiran dan memperjelas pemahaman tentang tantangan di dua kawasan tersebut.

Menurut dia, pada prinsipnya India dan Indonesia mempunyai kepentingan besar dalam membuka kawasan laut sehingga  dapat membangun dalam menghubungkan daerah kawasan Samudera Hindia dalam  bidang perintisan hubungan kerjasama  promosi dan  perdagangan, pariwisata, Industri dengan pemanfaatan gugusan pulau-pulau kedua negara dengan meningkatkan kepentingan keamanan dan peradangangan di masa yang akan datang.

Konferensi yang menghadirkan sejumlah pakar seperti Dr.Shalia Shah (Konsul Jenderal India di Medan),  Prof. Hikmahanto Juwana (UI Jakarta), Dr. Arifi Saiman (pusat pengkajian dan pengembangan kebijakan kawasan Asia pasifik dan Afrika),  Prof. Dr. Aris Ananta (Fakultas Ekonomi Bisnis UI), Prof. Dr. Richard Baricello (University of British Columbia, Kanada), Prof. Dr. Ching Lung Tsay (Tamkang University Taiwan), Dr. Evi Nurvidya (UI Jakarta), Prof. Nazaruddin Sjamsuddin (UI-Jakarta), Prof. Dr. Subrata K. Mitra  (pusat studi Asia selatan National University Singapura), Prof. dr. Iwan Pranoto (Direktur  pendidikan dan kebudayaan atase Kedutaan besar Indonesia di  India) dan Gubernur Bank Indonesia.

Acara pembukaan turut dihadiri  akademisi, pelaku bisnis, perwakilan bupati/walikota dari beberapa daerah di Provinsi Aceh, perwakilan organisasi mahasiswa dari beberapa kampus dan masyarakat umum.

Setelah pembukaan konferensi di bagi dalam tiga kelompok yang masing-masing kelompok membahas tentang ekonomi politik, hubungan Internasional, sosial budaya, sejarah dan kebijakan.[DD]
Komentar

Tampilkan

Terkini