IST |
JAKARTA - Sandiaga Salahudin Uno mendapat kabar Ketua Umum
Partai Gerindra Prabowo Subianto marah besar mendengar kabar kadernya menjadi
tersangka korupsi.
Bakal
calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerindra ini menyayangkan sikap kader Gerindra,
Mohamad Sanusi, menerima suap senilai Rp 1,14 miliar dari PT Agung Podomoro
Land (APL).
"Saya
dapat kabar bahwa Prabowo marah besar. Saya dikasih tahu bahwa Gerindra
mendukung pemberantasan korupsi dan tidak mentolelir yang bersinggungan dengan
partai," ujar Sandiaga di Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat,
Minggu (4/3/2016).
Tertangkapnya
Sanusi, tidak mempengaruhi mekanisme penjaringan calon gubernur yang akan
diusung Gerindra.
Sandiaga
juga meyakini, kepercayaan masyarakat terhadap partainya tidak akan tergerus.
"Dia
lebih mempresentasikan DPRD DKI Jakarta. Dampaknya yang besar lebih kepada
individu, kalau partai cukup solid dalam mencanangkan gerakan-gerakan
antikorupsi," kata Sandiaga.
Saat
melakukan sosialisasi, ucap Sandiaga, beberapa warga mengingatkannya untuk
menghindari korupsi, terlebih dirinya akan bertarung dalam merebutkan kursi DKI
1 pada 2017 mendatang.
"Tadi
juga banyak warga yang berkomentar supaya saya tidak korupsi, jangan sampai
sudah nyalon gini di depannya baik, tapi di belakang korupsi. Ini bentuk
keprihatinan warga. Saya sendiri sangat tidak kompromi dengan masalah
ini," kata Sandiaga.
Sebelumnya,
Sanusi ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Operasi Tangkap
Tangan (OTT), Kamis (31/3/2016).
Diduga
anggota DPRD DKI Jakarta tersebut terjaring OTT karena disuap untuk memuluskan
Raperda Rencana Tata Ruang dan Raperda Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil (RZWP3K).
Sanusi
diduga menerima sejumlah uang dari pihak PT Agung Podomoro Land (APL).
Selain
Sanusi, KPK telah menetapkan dua tersangka lainnya, yakni Presiden Direktur PT
APL Ariesman Widjaja, serta Trinanda Prihantoro selaku karyawan PT APL.
[Tribunnews]